Selasa, 24 Februari 2015

LAPORAN PKL PENETASAN TELUR AYAM ARAB

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

PELAKSANAAN PENETASAN DAN PENANGANAN DOC AYAM ARAB DI UD PRASETYO DESA SENGGIGI KECAMATAN BATULAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
OLEH :


SINTA ANISA DEWI
B1D 011 309

PROGRAM STUDI PETERNAKAN



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITASMATARAM
2015







LEMBAR  PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
PELAKSANAAN PENETASAN DAN PENANGANAN DOC AYAM ARAB
DI UD PRASETYO DESA SENGGIGI KECAMATAN BATULAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
 
SINTA ANISA DEWI
B1D 011 309
Laporan Praktik Kerja Lapang
Diserahkan untuk Keperluan Penyelesaian Pendidikan
pada Program Studi Peternakan-Fakultas Peternakan-Universitas Mataram

MENGETAHUI
Program Studi Peternakan
Ketua/Sekretaris,*)




Ir. Uhud Abdullah, MP
NIP.19550531 198603 1002
MENYETUJUI

Pembimbing




Ir. Budi Indarsih, M.Agr.Sc.Ph.D
NIP.19560122 198503 2003








KATA PENGANTAR

Puji suyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir PKL ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah membawa manusia kepada peradaban ilmu.
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan PKL yang dilakukan penulis sebagai salah satu syarat kelulusan penulis. Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada :
1.             Bapak Prof. Ir. Yusuf Akhyar Sutaryono, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
2.             Bapak Ir Uhud Abdullah, MP., selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
3.             Bapak Ir. Budi Indarsih, M.Agr.Sc.Ph.D, selaku Pembimbing yang dengan tulus hati memberikan saran, arahan serta bimbingan.
4.             Bapak Prasetyo selaku pemilik usaha yang telah banyak memberikan pengalaman dan bimbingan secara langsung.
5.             Untuk semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan dan pelaksanaan PKL tanpa terkecuali, semoga Allah Subhanahuwata’ala membalas setiap kebaikan yang diberikan amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat berbagai kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis demi menyempurnakan laporan ini.

                                                                                    Mataram,     Februari 2014
Penulis,

Sinta Anisa Dewi             B1D 011 309           
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL                                                                                                 i
PENGESAHAN                                                                                             ii
KATA PENGANTAR                                                                                   iii.
DAFTAR ISI                                                                                                              iv
DAFTAR TABEL                                                                                          v
DAFTAR GAMBAR                                                                                                 vi
DAFTAR LAMPIRAN                                                                                 vii

BAB I PENDAHULUAN                                                                             1
1.1  Latar Belakang                                                                              1
1.2  Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapang (PKL)                    1
1.3  Manfaat Praktek Kerja Lapang (PKL)                                         2

BAB II KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG                                  3
2.1  Waktu dan Lokasi Praktik Kerja Lapang (PKL)                          3
2.2  Profil dan Lokasi PKL                                                                  3
2.3  Metode Pelaksanaan                                                                     3
2.4  Bentuk dan Macam Kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)         4
2.5  Manfaat Kegiatan                                                                                     8

BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN                                               10
3.1  Permasalahan                                                                                10
3.2  Pemecahan                                                                                    10

BAB IV HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)         11
BAB V KEIMPULAN DAN SARAN                                                         14
DAFTAR PUSTAKA                                                                                    15



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ayam Arab merupakan jenis ayam dalam kategori buras (bukan ras). Karena kemampuan produktifitas telur yang tinggi maka banyak orang membudidayakan ayam Arab sebagai ayam petelur. Berbeda dengan ayam petelur, telur ayam Arab memiliki nilai ekonomi yang  lebih tinggi karena telur ayam Arab dijual per butir dengan harga competitive dengan ayam kampung.
 Selain memiliki kemampuan bertleur yang tinggi yaitu sekitar 190-250 butir pertahun, ayam Arab jantan memiliki kemampuan seksual yang tinggi sehingga banyak dipakai sebagai ayam pejantan. Keturunan silang ayam Arab ini jug masih meiliki produktifitas yang tinggisehingga budidaya ayam Arab cukup menguntungkan.
Keuntungan lain dari ayam Arab adalah tidak mempunyai sifat mengeram, sehingga masa produksi tidak dihambat oleh periode brooding. Untuk memperbanyak populasi ayam Arab diperlukan teknologi penetasan yang cukup sederhana yang biasa dilakukan oleh masyarakat baik perorangan maupun kelompok. Salah satu pengusaha dibidang penetasan adalah UD Prasetyo, Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lmbok Barat. Oleh karena itu, praktek kerja lapang (PKL) ini diusulkan untuk mengetahui proses penetasan ayam Arab serta penanganannya pasca tetas yang dilakukan oleh masyarakat.
1.2  Tujuan danKegunaan Praktik Kerja Lapang  (PKL)
1.2.1   Tujuan Praktik Kerja Lapang (PKL)
Adapun tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.      Mengetahui bagaimana cara pengelolaan penetasan telur ayam.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas ayam Arab.
3.      Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang apa saja yang dibutuhkan dalam penetasan telur ayam Arab.
1.2.2   Kegunaan Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.      Melakukan praktik secara langsung cara penetasan telur yang baik.
2.      Mengetahui secara langsung bagaimana cara penetasan telur ayam Arab pada khususnya dan telur unggas pada umumnya dengan menggunakan mesin tetas.
3.      Menambah motivasi untuk menjadi seorang enterpreuner.



BAB II
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

2.1 Wakt dan Lokasi Praktek Kerja Lapang
Adapun kegiatan PKL ini dilaksananakan di UD Prasetyo, Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, yang dilaksanakan dimulai sejak tanggal Desember 2014 s/d Februari 2015.
2.2 Profil Lokasi PKL
                   Identitas Peternak (plasma)
Nama Peternak                   : Bapak Prasetyo
Sistem Kerja                       : Bermitra dengan peternak ayam Arab
Bidang Usaha                     : Penetasan
Luas Lahan Peternakan      : ± 3 are
Kapasitas Produksi             : ±6000 butir/periode
Alamat Peternakan             : Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten
  Lombok Barat.
2.3 Metode Pelaksanaan
       Adapun metode pelaksanaan praktik kerja lapang yaitu:
1.      Mencari informasi tentang lokasi PKL.
2.      Mengkaji permasalahan yang timbul dari usaha Hatchery.
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama    pelaksanaan PKL.
4.      Orientasi untuk mengenal karyawan dan lokasi PKL.
5.      Melaksanakan kegiatan pada masing-masing bagian tiap minggu.
6.      Pembuatan laporan untuk tiap kegiatan per minggu.
7. Melaksanakan kegiatan dan pembuatan laporan yang sesuai dengan bidang kajian yang diambil, yaitu “Pelaksanaan Penetasan dan Penanganan DOC Ayam Arab”.

2.4 Bentuk dan Macam Kegiatan PKL
Adapun kegiatan yang dilakukan :
1.    Pengadaan  telur
Pengadaan telur yang akan ditetaskan yakni dengan mengunjungi peternak yang memproduksi telur tetas, dan menjalin kesepakatan yang baik. Selain itu disaat pengadaan telur penting sekali dilakukan penyeleksian telur sehingga mendapatkan telur yang berkualitas, karena semakin baik kualitas telur maka semakin besar pula persentase tetasnya (Riyanto, 2001).
Gambar 1. Ayam Arab tempat pengambilan telur 
2.    Pemasukan telur ke dalam mesin tetas.
Sebelum telur dimasukan ke mesin, telur biasanya dibersihkan dengan air biasa namun kalau pada telur terdapat kotoran yang berwarna coklat itu harus dicuci dengan air hangat, karena kotoran yang berwarna coklat berpengaruh terhadap persentase penetasannya. Karena, warna cokelat yang terdapat pada kerabang telur memungkinkan terdapat virus ataupun bakteri yang dapat masuk ke dalam telur dan merusak kualitas telur sehingga seperti yang dijelaskan di atas, jika tidak dibersihkan akan berpengaruh terhadap presentase penetasannya.oleh karena itu dibersihkan dengan menggunakan air hangat.
(a)
(b)
(c)
Gamabr 2.  Pemasukan telur ke dalam mesin tetas
                        Gambar (a) merupakan tahap sebelum memasukkan telur ke dalam mesin tetas (b), yaitu memasukkan/menyusun telur pada rak telur. Pada saat menyusun telur pada rak telur posisi antar telur harus tepat, yaitu meletakkan telur diantara telur yang lain. Seperti gambar (c). Ini bertujuan agar telur lebih aman karena tidak tergelincir pada saat di dalam box tetas.
3.    Peneropongan  telur
Peneropongan telur dilakukan  untuk memastikan kondisi dan kualitas telur (Riyanto, 2001). Pada hari ke 3-6 saatnya dilakukan peneropongan telur, telur yang tidak terbuahi akan kelihatan bening atau tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya.
(a)
(b)                                                        (c)
Gambar 3.  Peneropongan telur
                        Tahap melakukan peneropongan sebaiknya dilakukan pada malam hari (seperti yang terlihat pada gambar (a), karena pada saat malam hari kita dapat lebih jelas untuk mengamati apakah telur tersebut fertil atau infertil. Seperti yang terlihat pada gambar di atas menunjukkan bahwa gambar (b) adalah gambar telur yang fertil, ini dapat dipaastikan bahwa pada saat melakukan peneropongan terdapat tanda-tanda kehidupan seperti benang-benang urat syaraf dan titik hitam di tengahnya. Sedangkan pada gambar (c) tidak terdapat kehidupan seperti yang tampak pada gambar (b) itu menunjukkan bahwa telur (c) adalah telur infertil karena pada saat melakukan peneropongan telur terlihat bening.

4.    Proses pembalikan telur
Proses pembalikan telur ini sangat berpengaruh terhadap daya tetas telur. Oleh sebab itu mesti dilakukan minimal 2x setiap hari mulai dari hari ke 5-19.
Gamabar 4.  Pembalikan telur
Pada saat pembalikan telur, dapat dilakukan pada pagi hari yatu pukul 08.00-08.30 dan pada malam hari sekitar pukul 19.00.
5.    Pemanenan anak ayam atau Day Old Chick (DOC)
Anak ayam yang menetas pada hari ke-21 dikeluarkan dari mesin tetas setelah anak ayam kering. Jangan menempatkan anak ayam yang baru menetas ditempat yang   dingin. Sebelum anak ayam diberi makan sebaiknya diberi minum air gula agar meningkatkan energinya. Anak ayam yang baru berusia 1 hari sebaiknya diberi pakan jadi  yang sudah dihaluskan.  Selain itu sebelum DOC dipasarkan penting kita melakukan penyeleksian bibit, karena sangat menentukan keberhasilan dan produktivitas ayam dalam menghasilkan telur dan DOC (Darmana, 2002).
 
Gamabar 5. Anak ayam baru menetas





6.    Pemasaran anak ayam atau Day Old Chick (DOC)
Setelah semua telur menetas, anak ayam/DOC dipindahkan kedalam indukan ( Brooder ) untuk ditampung sebelum dipasarkan. Pemasaran anak ayam ini dilakukan dengan langsung mengantarkan ke peternak yang membutuhkan karena biasanya DOC sudah dipesan terlebih dahulu, dan juga peternak datang langsung untuk membeli DOC.
 
Gamabar 6. DOC dalam box
Seperti yang terlihat pada gambar, box penampungan DOC terbagi menjadi 4 sekat, dan masing-masing sekat berisi 30 ekor anak ayam (DOC). Selain itu, terdapat banyak lubang-lubang angin di setiap sisi box, ini bertujuan agar anak ayam (DOC) tidak muah stres akibat sirkulasi udara yang tidak lancar pada saat pengiriman DOC ke tempat pembeli. Karena, pada saat pengiriman anak aya (DOC) zox harus ditumpuk/disusun.
2.5 Manfaat Kegiatan
Manfaat bagi Mahasiswa
a.    Memberi motivasi bagi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.
b.    Menambah pemahaman mahasiswa didalam penetasan.
c.    Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikan ilmu yang dimiliki.
Manfaat bagi tempat PKL
a.       Membantu peternak dalam memecahkan masalah yang di hadapi dan memperbaiki proses penetasan telur ayam Arab dan tehnik penetasan.
b.      Meringankan perkerjaan peternak.
Manfaat bagi Fakultas
a.       Mempererat hubunan peternak dengan Fakultas ( dosen-dosen)
b.      Sebagai bahan informasi bagi fakultas tentang kondisi masyrakat terhadap produksi ayam Arab
c.       Sebagai bahan masukan tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak penetasan serta cara pemecahan masalah.
d.      Sebagai jembatan pemberi informasi tentang penetasan sehinngga dijadikan acuan dalam pengembangan Fakultas kearah pengabdian masyarakat.






















BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN

3.1  Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan ditempat PKL :
1.      Suhu mesin tetas kurang dikontrol saat telur akan menetas (sehari sebelum menetas) yakni suhu lingkungan yang panas pada siang hari menyebabkan suhu mesin meningkat juga sehingga pesentase tetasnya kurang.
2.      Adanya tikus yang memakan telur.
3.      Kerabang tleur pecah atau retak pada saat pembalikan telur. Ini disebabkan oleh pembalik yang kurang berhat-hati dan kurangnya ketelitian, seperti terjadinya benturan antara telur sehingga terjadinya keretakan, dan telur terjatuh pada saat pembalikan telur.

3.2  Pemecahan
         Adapun pemecahan yang dapat diuraikan :
1.      Peternak lebih  teliti dan aktif dalam mengontrol suhu mesin  tetas atau merikrut pegawai yang khusus mengontrol suhu,  serta bisa memperbaiki tempat mesin atau bok penetas yakni ditempat ruangan yang terbuka sehingga sirkulasi udaranya lancer. Menyarankan pengusaha untuk selalu menjaga suhu dan kelembaban mesin tetas yang ideal yakni antara 38áµ’C-40áµ’C untuk suhunya dan  82%-83% untuk kelembabannya, serta disaat hari-hari menjelang tetas fentilasi udara mesin tetas harus lancar.
2.      Memasang penghalang seperti kawat jaring pada ventilasi udara pada box tetas.
3.      Menganjurkan kepada pegawai untk lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan pembalikan telur.





BAB IV
HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG ( PKL )

     Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan sekitar ±2 bulan, sehingga menempuh 8 periode penetasan, dimana hasil penetasan  tertera pada tabel 1. Fertilitas, daya tetas, dan  mortalitas telur tertera pada tabel 2, serta  diuraikan  pada lampiran 1.

Tabel 1 : Hasil penetasan telur ayam Arab (butir)
Periode
telur masuk
Indikator yang diamati
fertil
inferti
Telur tidak menetas
DOC  menetas
1
6.720
5.393
870
        1.327
4.523
2
5.600
4.212
690
        1.388
3.522
3
6.000
4.692
660
        1.308
4.032
4
5.900
4.742
960
        1.158
3.782
5
7.600
5.849
810
        1.751
5.039
6
4.300
3.636
630
           664
3.006
7
4.630
3.972
750
           658
3.222
8
5.700
4.442
600
        1.258
3.842

Sumber : UD Prasetyo (2015)

Table 2 :   Fertilitas, Daya Tetas dan  Mortalitas Telur Selama tiga periode penetasan (persen)
Periode
Fertilitas (%)
Daya Tetas (%)
Kualitas Tetas (%)
Mortalitas (%)
1
87,05
83,86
16,13
67,30
2
87,67
83,61
16,38
62,89
3
89
85,93
14,06
67,2
4
83,72
79,75
20,24
64,10
5
89,34
86,15
13,84
66,30
6
85,34
82,67
17,32
69,90
7
83,80
81,11
18,88
69,58
8
89,47
86,49
13,50
67,40
Rata-rata (%)
86,92
83,69
16,29
66,83
Sumber :  UD Prasetyo (2015)

Dilihat dari data setiap periode diatas menunjukan perbedaan yakni dari segi fertilitasnya, daya tetasnya, ataupun mortalitasnya. Fertilitas merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam usaha penetasan karena hanya telur yang fertile yang dapat menghasilkan DOC, sehingga hasil setiap periode dalam PKL ini berbeda. Fertilitas telur pada periode 1 (87,05%), periode 2 (91,02%), periode 3 (91,0%), periode 4 (83,72%), periode 5 (9,34%), periode 6 (85,34%), periode 7 (83,80%), periode 8 (89,47%), ini bisa dipengaruhi  oleh jumlah jantan dan betina dalam satu kandang. Perbandingan jumlah jantan dan betina yang makin kecil akan menurunkan fertilitas. Fertilitas yang tinggi untuk ayam Arab akan dicapai jika dalam satu kandang terdapat jantan dan betina dengan perbandingan 1:5 (Darmana, 2002).
Daya tetas telur  juga berbeda setiap periode yakni : periode pada periode 1 (83,86%), periode 2 (83,61%), periode 3 (85,93%), periode 4 (7975%), periode 5 (86,15%), periode 6 (82,67%), periode 7 (81,11%), periode 8 (86,49%), ataupun kualitas,  rata-rata itu semua disebabkan oleh kurangnya penanganan telur tersebut. Baik saat penyimpanan sebelum dimasukan ke box penetasan atau saat ditetaskan, karena menurut Jutawan, (2005)   hal- hal yang mempengaruhi daya tetas telur dan kualitas telur antara lain: 
1. Cara  dan tempat penyimpanan. 
2. Lama penyimpanan.
3. Suhu lingkungan tempat penyimpanan
Cara penyimpanan  harus dengan kemiringan 30 derajat. Lama penyimpanan minimal 1 minggu, dan  suhu penyimpanan yakni 10°C - 30° C dan  kelembaban  80-85%.


Penananganan DOC Pasca Tetas   
Pull chicks
       Kegiatan untuk mengeluarkan atau memanen DOC dari dalam box, secara sederhana dimana DOC dikeluarkan secara perlahan dengan memperhatikan keadaan telur yang mulai retak maupun masih utuh. DOC sebaiknya tidak diberi pakan apa-apa sebelum 24 jam karena masih memiliki sisa kuning telur dalam tubuhnya (North dan Bell, 1990).
Seleksi dan Culling
       Seleksi anak ayam yang baru menetas merupakan pemisahan antara anak ayam dengan kualitas baik dan yang tidak baik, untuk selanjutnya anak ayam yang tidak baik akan diafkir (Suprijatna et al., 2005). Seleksi juga dapat didefinisikan yaitu memilih ayam yang kualitasnya memenuhi standar dari kelompoknya yang meliputi kesehatan, aktifitas, warna bulu dan performa (anonim. 2014).
            Dalam usaha penetasan di UD Prasetyo, penyeleksian DOC yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan akan dipisahkan dari DOC yang layak. DOC yang tidak layak dipasarkan akan di pelihara oleh pengusaha penetasan tersebut.
Packing (pengemasan) DOC
   Usaha untuk mempermudah dan mengurangi kematian anak ayam selama transport yaitu bentuk box dibuat senyaman mungkin bagi DOC. Box berbentuk segi empat dengan luas dasar lebih besar dibandingkan luas atas agar ventilasi tidak tertutup pada saat penyusunan box sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Setiap box terdiri dari 100 ekor DOC yang dibagi atas 4 petak, tiap petak 25 ekor (Rasyaf, 1995). Box/kotak kemasan tersebut sebagian besar masih terbuat dari karton dengan ukuran panjang bagian bawah 64 cm dan bagian atas 60 cm, lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44 cm, sedangkan tinggi kemasan 15 cm (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Namun, pada usaha penetasan di UD Prasetyo, jumlah DOC pada seitap box berjumlah 120, dibagi menjadi 4 petak. Masing-masing berisi 30 ekor DOC.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
            Berdasrkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) usaha penetasan telur ayam Arab, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Praktikan dapat mengetahu bagaimana cara melalukan penetasan khususnya telur ayam arab. yaitu dimulai dari pengadaan telur, pemasukan telur, peneropongan, pembalikan telur,  pemanenan DOC, dan pemasaran
2.      Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya tetas ayam arab yaitu suhu, dan kelembaban, dan faktor lain yaitu predator (tikus yang memkan telur)
3.      Dalam melaksanakan usaha penetasan diperlukan kesabaran dan ketelitian untuk mendapatkan hasil yang baik.

Saran
1.      Mahasiswa yang telah menyelesaikan PKLnya hendak tetap membuat hubungan dengan tempat  PKL serta mencari link – link baru untuk djadikan rekan kerja apabila  akan terjun kedunia usaha.
2.      Sebaiknya mahasiswa PKL yang termotivasi untuk usaha penetasan ini segera merancang dan memulai usaha.
3.      Bagi para pengusaha penetasan telur sangat membutuhkan ketekunan dan ketelitian untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal.




\





DAFTAR PUSTAKA

Darmana, W. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Arab Petelur. Tanggerang. PT. AgroMedia Pustaka.

Jutawan,  A. 2005. Teknologi Tepat Guna Mesin Tetas Listrik dan Induk Buatan. Yogyakarta. Kanasius.

Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Penetasan. Kanisius, Yogyakarta
Suprijatna, E. U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta















LAMPIRAN

Data Pribadi Mahasiswa Praktik Kerja Lapang
Nama                          : SintaAnisa Dewi
Nim                             : B1D 011 309
TTL                            : Darulfalah, 03 Maret 1993
Agama                        : Islam
Jurusan                      : S 1 Ilmu Peternakan
Fakultas                     : PETERNAKAN
Universitas                 : Mataram
Total SKS                  : 116
IPK                             : 2,80
Alamat                        : Jl. Swadaya, Kekalek, Mataram. NTB
No. Hp                        : 087 864 824 016

           



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ayam Arab merupakan jenis ayam dalam kategori buras (bukan ras). Karena kemampuan produktifitas telur yang tinggi maka banyak orang membudidayakan ayam Arab sebagai ayam petelur. Berbeda dengan ayam petelur, telur ayam Arab memiliki nilai ekonomi yang  lebih tinggi karena telur ayam Arab dijual per butir dengan harga competitive dengan ayam kampung.
 Selain memiliki kemampuan bertleur yang tinggi yaitu sekitar 190-250 butir pertahun, ayam Arab jantan memiliki kemampuan seksual yang tinggi sehingga banyak dipakai sebagai ayam pejantan. Keturunan silang ayam Arab ini jug masih meiliki produktifitas yang tinggisehingga budidaya ayam Arab cukup menguntungkan.
Keuntungan lain dari ayam Arab adalah tidak mempunyai sifat mengeram, sehingga masa produksi tidak dihambat oleh periode brooding. Untuk memperbanyak populasi ayam Arab diperlukan teknologi penetasan yang cukup sederhana yang biasa dilakukan oleh masyarakat baik perorangan maupun kelompok. Salah satu pengusaha dibidang penetasan adalah UD Prasetyo, Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lmbok Barat. Oleh karena itu, praktek kerja lapang (PKL) ini diusulkan untuk mengetahui proses penetasan ayam Arab serta penanganannya pasca tetas yang dilakukan oleh masyarakat.
1.2  Tujuan danKegunaan Praktik Kerja Lapang  (PKL)
1.2.1   Tujuan Praktik Kerja Lapang (PKL)
Adapun tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.      Mengetahui bagaimana cara pengelolaan penetasan telur ayam.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas ayam Arab.
3.      Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang apa saja yang dibutuhkan dalam penetasan telur ayam Arab.
1.2.2   Kegunaan Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.      Melakukan praktik secara langsung cara penetasan telur yang baik.
2.      Mengetahui secara langsung bagaimana cara penetasan telur ayam Arab pada khususnya dan telur unggas pada umumnya dengan menggunakan mesin tetas.
3.      Menambah motivasi untuk menjadi seorang enterpreuner.


















BAB II
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

2.1 Wakt dan Lokasi Praktek Kerja Lapang
Adapun kegiatan PKL ini dilaksananakan di UD Prasetyo, Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, yang dilaksanakan dimulai sejak tanggal Desember 2014 s/d Februari 2015.
2.2 Profil Lokasi PKL
                   Identitas Peternak (plasma)
Nama Peternak                   : Bapak Prasetyo
Sistem Kerja                       : Bermitra dengan peternak ayam Arab
Bidang Usaha                     : Penetasan
Luas Lahan Peternakan      : ± 3 are
Kapasitas Produksi             : ±6000 butir/periode
Alamat Peternakan             : Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten
  Lombok Barat.
2.3 Metode Pelaksanaan
       Adapun metode pelaksanaan praktik kerja lapang yaitu:
1.      Mencari informasi tentang lokasi PKL.
2.      Mengkaji permasalahan yang timbul dari usaha Hatchery.
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama    pelaksanaan PKL.
4.      Orientasi untuk mengenal karyawan dan lokasi PKL.
5.      Melaksanakan kegiatan pada masing-masing bagian tiap minggu.
6.      Pembuatan laporan untuk tiap kegiatan per minggu.
7. Melaksanakan kegiatan dan pembuatan laporan yang sesuai dengan bidang kajian yang diambil, yaitu “Pelaksanaan Penetasan dan Penanganan DOC Ayam Arab”.

2.4 Bentuk dan Macam Kegiatan PKL
Adapun kegiatan yang dilakukan :
1.    Pengadaan  telur
Pengadaan telur yang akan ditetaskan yakni dengan mengunjungi peternak yang memproduksi telur tetas, dan menjalin kesepakatan yang baik. Selain itu disaat pengadaan telur penting sekali dilakukan penyeleksian telur sehingga mendapatkan telur yang berkualitas, karena semakin baik kualitas telur maka semakin besar pula persentase tetasnya (Riyanto, 2001).
Gambar 1. Ayam Arab tempat pengambilan telur 
2.    Pemasukan telur ke dalam mesin tetas.
Sebelum telur dimasukan ke mesin, telur biasanya dibersihkan dengan air biasa namun kalau pada telur terdapat kotoran yang berwarna coklat itu harus dicuci dengan air hangat, karena kotoran yang berwarna coklat berpengaruh terhadap persentase penetasannya. Karena, warna cokelat yang terdapat pada kerabang telur memungkinkan terdapat virus ataupun bakteri yang dapat masuk ke dalam telur dan merusak kualitas telur sehingga seperti yang dijelaskan di atas, jika tidak dibersihkan akan berpengaruh terhadap presentase penetasannya.oleh karena itu dibersihkan dengan menggunakan air hangat.
(a)
(b)
(c)
Gamabr 2.  Pemasukan telur ke dalam mesin tetas
                        Gambar (a) merupakan tahap sebelum memasukkan telur ke dalam mesin tetas (b), yaitu memasukkan/menyusun telur pada rak telur. Pada saat menyusun telur pada rak telur posisi antar telur harus tepat, yaitu meletakkan telur diantara telur yang lain. Seperti gambar (c). Ini bertujuan agar telur lebih aman karena tidak tergelincir pada saat di dalam box tetas.
3.    Peneropongan  telur
Peneropongan telur dilakukan  untuk memastikan kondisi dan kualitas telur (Riyanto, 2001). Pada hari ke 3-6 saatnya dilakukan peneropongan telur, telur yang tidak terbuahi akan kelihatan bening atau tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya.
(a)
(b)                                                        (c)
Gambar 3.  Peneropongan telur
                        Tahap melakukan peneropongan sebaiknya dilakukan pada malam hari (seperti yang terlihat pada gambar (a), karena pada saat malam hari kita dapat lebih jelas untuk mengamati apakah telur tersebut fertil atau infertil. Seperti yang terlihat pada gambar di atas menunjukkan bahwa gambar (b) adalah gambar telur yang fertil, ini dapat dipaastikan bahwa pada saat melakukan peneropongan terdapat tanda-tanda kehidupan seperti benang-benang urat syaraf dan titik hitam di tengahnya. Sedangkan pada gambar (c) tidak terdapat kehidupan seperti yang tampak pada gambar (b) itu menunjukkan bahwa telur (c) adalah telur infertil karena pada saat melakukan peneropongan telur terlihat bening.

4.    Proses pembalikan telur
Proses pembalikan telur ini sangat berpengaruh terhadap daya tetas telur. Oleh sebab itu mesti dilakukan minimal 2x setiap hari mulai dari hari ke 5-19.
Gamabar 4.  Pembalikan telur
Pada saat pembalikan telur, dapat dilakukan pada pagi hari yatu pukul 08.00-08.30 dan pada malam hari sekitar pukul 19.00.
5.    Pemanenan anak ayam atau Day Old Chick (DOC)
Anak ayam yang menetas pada hari ke-21 dikeluarkan dari mesin tetas setelah anak ayam kering. Jangan menempatkan anak ayam yang baru menetas ditempat yang   dingin. Sebelum anak ayam diberi makan sebaiknya diberi minum air gula agar meningkatkan energinya. Anak ayam yang baru berusia 1 hari sebaiknya diberi pakan jadi  yang sudah dihaluskan.  Selain itu sebelum DOC dipasarkan penting kita melakukan penyeleksian bibit, karena sangat menentukan keberhasilan dan produktivitas ayam dalam menghasilkan telur dan DOC (Darmana, 2002).
 
Gamabar 5. Anak ayam baru menetas





6.    Pemasaran anak ayam atau Day Old Chick (DOC)
Setelah semua telur menetas, anak ayam/DOC dipindahkan kedalam indukan ( Brooder ) untuk ditampung sebelum dipasarkan. Pemasaran anak ayam ini dilakukan dengan langsung mengantarkan ke peternak yang membutuhkan karena biasanya DOC sudah dipesan terlebih dahulu, dan juga peternak datang langsung untuk membeli DOC.
 
Gamabar 6. DOC dalam box
Seperti yang terlihat pada gambar, box penampungan DOC terbagi menjadi 4 sekat, dan masing-masing sekat berisi 30 ekor anak ayam (DOC). Selain itu, terdapat banyak lubang-lubang angin di setiap sisi box, ini bertujuan agar anak ayam (DOC) tidak muah stres akibat sirkulasi udara yang tidak lancar pada saat pengiriman DOC ke tempat pembeli. Karena, pada saat pengiriman anak aya (DOC) zox harus ditumpuk/disusun.
2.5 Manfaat Kegiatan
Manfaat bagi Mahasiswa
a.    Memberi motivasi bagi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.
b.    Menambah pemahaman mahasiswa didalam penetasan.
c.    Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikan ilmu yang dimiliki.
Manfaat bagi tempat PKL
a.       Membantu peternak dalam memecahkan masalah yang di hadapi dan memperbaiki proses penetasan telur ayam Arab dan tehnik penetasan.
b.      Meringankan perkerjaan peternak.
Manfaat bagi Fakultas
a.       Mempererat hubunan peternak dengan Fakultas ( dosen-dosen)
b.      Sebagai bahan informasi bagi fakultas tentang kondisi masyrakat terhadap produksi ayam Arab
c.       Sebagai bahan masukan tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak penetasan serta cara pemecahan masalah.
d.      Sebagai jembatan pemberi informasi tentang penetasan sehinngga dijadikan acuan dalam pengembangan Fakultas kearah pengabdian masyarakat.






















BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN

3.1  Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan ditempat PKL :
1.      Suhu mesin tetas kurang dikontrol saat telur akan menetas (sehari sebelum menetas) yakni suhu lingkungan yang panas pada siang hari menyebabkan suhu mesin meningkat juga sehingga pesentase tetasnya kurang.
2.      Adanya tikus yang memakan telur.
3.      Kerabang tleur pecah atau retak pada saat pembalikan telur. Ini disebabkan oleh pembalik yang kurang berhat-hati dan kurangnya ketelitian, seperti terjadinya benturan antara telur sehingga terjadinya keretakan, dan telur terjatuh pada saat pembalikan telur.

3.2  Pemecahan
         Adapun pemecahan yang dapat diuraikan :
1.      Peternak lebih  teliti dan aktif dalam mengontrol suhu mesin  tetas atau merikrut pegawai yang khusus mengontrol suhu,  serta bisa memperbaiki tempat mesin atau bok penetas yakni ditempat ruangan yang terbuka sehingga sirkulasi udaranya lancer. Menyarankan pengusaha untuk selalu menjaga suhu dan kelembaban mesin tetas yang ideal yakni antara 38áµ’C-40áµ’C untuk suhunya dan  82%-83% untuk kelembabannya, serta disaat hari-hari menjelang tetas fentilasi udara mesin tetas harus lancar.
2.      Memasang penghalang seperti kawat jaring pada ventilasi udara pada box tetas.
3.      Menganjurkan kepada pegawai untk lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan pembalikan telur.





BAB IV
HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG ( PKL )

     Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan sekitar ±2 bulan, sehingga menempuh 8 periode penetasan, dimana hasil penetasan  tertera pada tabel 1. Fertilitas, daya tetas, dan  mortalitas telur tertera pada tabel 2, serta  diuraikan  pada lampiran 1.

Tabel 1 : Hasil penetasan telur ayam Arab (butir)
Periode
telur masuk
Indikator yang diamati
fertil
inferti
Telur tidak menetas
DOC  menetas
1
6.720
5.393
870
        1.327
4.523
2
5.600
4.212
690
        1.388
3.522
3
6.000
4.692
660
        1.308
4.032
4
5.900
4.742
960
        1.158
3.782
5
7.600
5.849
810
        1.751
5.039
6
4.300
3.636
630
           664
3.006
7
4.630
3.972
750
           658
3.222
8
5.700
4.442
600
        1.258
3.842

Sumber : UD Prasetyo (2015)

Table 2 :   Fertilitas, Daya Tetas dan  Mortalitas Telur Selama tiga periode penetasan (persen)
Periode
Fertilitas (%)
Daya Tetas (%)
Kualitas Tetas (%)
Mortalitas (%)
1
87,05
83,86
16,13
67,30
2
87,67
83,61
16,38
62,89
3
89
85,93
14,06
67,2
4
83,72
79,75
20,24
64,10
5
89,34
86,15
13,84
66,30
6
85,34
82,67
17,32
69,90
7
83,80
81,11
18,88
69,58
8
89,47
86,49
13,50
67,40
Rata-rata (%)
86,92
83,69
16,29
66,83
Sumber :  UD Prasetyo (2015)

Dilihat dari data setiap periode diatas menunjukan perbedaan yakni dari segi fertilitasnya, daya tetasnya, ataupun mortalitasnya. Fertilitas merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam usaha penetasan karena hanya telur yang fertile yang dapat menghasilkan DOC, sehingga hasil setiap periode dalam PKL ini berbeda. Fertilitas telur pada periode 1 (87,05%), periode 2 (91,02%), periode 3 (91,0%), periode 4 (83,72%), periode 5 (9,34%), periode 6 (85,34%), periode 7 (83,80%), periode 8 (89,47%), ini bisa dipengaruhi  oleh jumlah jantan dan betina dalam satu kandang. Perbandingan jumlah jantan dan betina yang makin kecil akan menurunkan fertilitas. Fertilitas yang tinggi untuk ayam Arab akan dicapai jika dalam satu kandang terdapat jantan dan betina dengan perbandingan 1:5 (Darmana, 2002).
Daya tetas telur  juga berbeda setiap periode yakni : periode pada periode 1 (83,86%), periode 2 (83,61%), periode 3 (85,93%), periode 4 (7975%), periode 5 (86,15%), periode 6 (82,67%), periode 7 (81,11%), periode 8 (86,49%), ataupun kualitas,  rata-rata itu semua disebabkan oleh kurangnya penanganan telur tersebut. Baik saat penyimpanan sebelum dimasukan ke box penetasan atau saat ditetaskan, karena menurut Jutawan, (2005)   hal- hal yang mempengaruhi daya tetas telur dan kualitas telur antara lain: 
1. Cara  dan tempat penyimpanan. 
2. Lama penyimpanan.
3. Suhu lingkungan tempat penyimpanan
Cara penyimpanan  harus dengan kemiringan 30 derajat. Lama penyimpanan minimal 1 minggu, dan  suhu penyimpanan yakni 10°C - 30° C dan  kelembaban  80-85%.


Penananganan DOC Pasca Tetas   
Pull chicks
       Kegiatan untuk mengeluarkan atau memanen DOC dari dalam box, secara sederhana dimana DOC dikeluarkan secara perlahan dengan memperhatikan keadaan telur yang mulai retak maupun masih utuh. DOC sebaiknya tidak diberi pakan apa-apa sebelum 24 jam karena masih memiliki sisa kuning telur dalam tubuhnya (North dan Bell, 1990).
Seleksi dan Culling
       Seleksi anak ayam yang baru menetas merupakan pemisahan antara anak ayam dengan kualitas baik dan yang tidak baik, untuk selanjutnya anak ayam yang tidak baik akan diafkir (Suprijatna et al., 2005). Seleksi juga dapat didefinisikan yaitu memilih ayam yang kualitasnya memenuhi standar dari kelompoknya yang meliputi kesehatan, aktifitas, warna bulu dan performa (anonim. 2014).
            Dalam usaha penetasan di UD Prasetyo, penyeleksian DOC yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan akan dipisahkan dari DOC yang layak. DOC yang tidak layak dipasarkan akan di pelihara oleh pengusaha penetasan tersebut.
Packing (pengemasan) DOC
   Usaha untuk mempermudah dan mengurangi kematian anak ayam selama transport yaitu bentuk box dibuat senyaman mungkin bagi DOC. Box berbentuk segi empat dengan luas dasar lebih besar dibandingkan luas atas agar ventilasi tidak tertutup pada saat penyusunan box sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Setiap box terdiri dari 100 ekor DOC yang dibagi atas 4 petak, tiap petak 25 ekor (Rasyaf, 1995). Box/kotak kemasan tersebut sebagian besar masih terbuat dari karton dengan ukuran panjang bagian bawah 64 cm dan bagian atas 60 cm, lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44 cm, sedangkan tinggi kemasan 15 cm (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Namun, pada usaha penetasan di UD Prasetyo, jumlah DOC pada seitap box berjumlah 120, dibagi menjadi 4 petak. Masing-masing berisi 30 ekor DOC.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
            Berdasrkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) usaha penetasan telur ayam Arab, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Praktikan dapat mengetahu bagaimana cara melalukan penetasan khususnya telur ayam arab. yaitu dimulai dari pengadaan telur, pemasukan telur, peneropongan, pembalikan telur,  pemanenan DOC, dan pemasaran
2.      Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya tetas ayam arab yaitu suhu, dan kelembaban, dan faktor lain yaitu predator (tikus yang memkan telur)
3.      Dalam melaksanakan usaha penetasan diperlukan kesabaran dan ketelitian untuk mendapatkan hasil yang baik.

Saran
1.      Mahasiswa yang telah menyelesaikan PKLnya hendak tetap membuat hubungan dengan tempat  PKL serta mencari link – link baru untuk djadikan rekan kerja apabila  akan terjun kedunia usaha.
2.      Sebaiknya mahasiswa PKL yang termotivasi untuk usaha penetasan ini segera merancang dan memulai usaha.
3.      Bagi para pengusaha penetasan telur sangat membutuhkan ketekunan dan ketelitian untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal.




\





DAFTAR PUSTAKA

Darmana, W. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Arab Petelur. Tanggerang. PT. AgroMedia Pustaka.

Jutawan,  A. 2005. Teknologi Tepat Guna Mesin Tetas Listrik dan Induk Buatan. Yogyakarta. Kanasius.

Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Penetasan. Kanisius, Yogyakarta
Suprijatna, E. U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta















LAMPIRAN

Data Pribadi Mahasiswa Praktik Kerja Lapang
Nama                          : SintaAnisa Dewi
Nim                             : B1D 011 309
TTL                            : Darulfalah, 03 Maret 1993
Agama                        : Islam
Jurusan                      : S 1 Ilmu Peternakan
Fakultas                     : PETERNAKAN
Universitas                 : Mataram
Total SKS                  : 116
IPK                             : 2,80
Alamat                        : Jl. Swadaya, Kekalek, Mataram. NTB
No. Hp                        : 087 864 824 016

           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar