LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
PELAKSANAAN PENETASAN DAN
PENANGANAN DOC AYAM ARAB DI UD PRASETYO DESA SENGGIGI KECAMATAN BATULAYAR
KABUPATEN LOMBOK BARAT
OLEH :
SINTA
ANISA DEWI
B1D 011 309
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITASMATARAM
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
PELAKSANAAN PENETASAN DAN
PENANGANAN DOC AYAM ARAB
DI UD PRASETYO DESA SENGGIGI KECAMATAN BATULAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
SINTA ANISA DEWI
B1D 011 309
Laporan Praktik Kerja Lapang
Diserahkan untuk Keperluan Penyelesaian Pendidikan
pada Program Studi Peternakan-Fakultas
Peternakan-Universitas Mataram
MENGETAHUI
Program Studi Peternakan
Ketua/Sekretaris,*)
Ir. Uhud Abdullah, MP
NIP.19550531 198603 1002
|
MENYETUJUI
Pembimbing
Ir. Budi Indarsih, M.Agr.Sc.Ph.D
NIP.19560122 198503 2003
|
KATA PENGANTAR
Puji suyukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir PKL ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Rasulullah SAW yang telah membawa manusia kepada peradaban ilmu.
Laporan ini merupakan
hasil dari kegiatan PKL yang dilakukan penulis sebagai salah satu syarat
kelulusan penulis. Dalam penyusunan laporan PKL ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang setulusnya kepada :
1.
Bapak Prof. Ir. Yusuf Akhyar
Sutaryono, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
2.
Bapak Ir Uhud Abdullah, MP.,
selaku Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
3.
Bapak Ir. Budi Indarsih, M.Agr.Sc.Ph.D, selaku Pembimbing yang dengan
tulus hati memberikan saran, arahan serta bimbingan.
4.
Bapak Prasetyo selaku pemilik usaha yang telah banyak memberikan
pengalaman dan bimbingan secara langsung.
5.
Untuk semua pihak yang telah
membantu penulis selama penyusunan dan pelaksanaan PKL tanpa terkecuali, semoga
Allah Subhanahuwata’ala membalas setiap kebaikan yang diberikan amin.
Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih terdapat berbagai kekurangan, oleh sebab itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis demi
menyempurnakan laporan ini.
Mataram, Februari 2014
Penulis,
Sinta Anisa Dewi B1D 011 309
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii.
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1
Latar Belakang 1
1.2
Tujuan dan Kegunaan Praktek
Kerja Lapang (PKL) 1
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapang (PKL) 2
BAB II KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG 3
2.1
Waktu dan Lokasi Praktik Kerja
Lapang (PKL) 3
2.2
Profil dan Lokasi PKL 3
2.3
Metode Pelaksanaan 3
2.4
Bentuk dan Macam Kegiatan
Praktik Kerja Lapang (PKL) 4
2.5
Manfaat Kegiatan 8
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN 10
3.1
Permasalahan 10
3.2
Pemecahan 10
BAB IV HASIL KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) 11
BAB V KEIMPULAN DAN SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ayam Arab merupakan jenis ayam dalam kategori buras
(bukan ras). Karena kemampuan produktifitas telur yang tinggi maka banyak orang
membudidayakan ayam Arab sebagai ayam petelur. Berbeda dengan ayam petelur,
telur ayam Arab memiliki nilai ekonomi yang
lebih tinggi karena telur ayam Arab dijual per butir dengan harga
competitive dengan ayam kampung.
Selain memiliki
kemampuan bertleur yang tinggi yaitu sekitar 190-250 butir pertahun, ayam Arab
jantan memiliki kemampuan seksual yang tinggi sehingga banyak dipakai sebagai
ayam pejantan. Keturunan silang ayam Arab ini jug masih meiliki produktifitas
yang tinggisehingga budidaya ayam Arab cukup menguntungkan.
Keuntungan lain dari ayam Arab adalah tidak mempunyai
sifat mengeram, sehingga masa produksi tidak dihambat oleh periode brooding.
Untuk memperbanyak populasi ayam Arab diperlukan teknologi penetasan yang cukup
sederhana yang biasa dilakukan oleh masyarakat baik perorangan maupun kelompok.
Salah satu pengusaha dibidang penetasan adalah UD Prasetyo, Desa Senggigi,
Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lmbok Barat. Oleh karena itu, praktek kerja
lapang (PKL) ini diusulkan untuk mengetahui proses penetasan ayam Arab serta
penanganannya pasca tetas yang dilakukan oleh masyarakat.
1.2 Tujuan
danKegunaan Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.2.1 Tujuan
Praktik Kerja Lapang (PKL)
Adapun tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.
Mengetahui bagaimana cara pengelolaan penetasan telur ayam.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas ayam Arab.
3.
Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang apa saja yang dibutuhkan dalam penetasan
telur ayam Arab.
1.2.2 Kegunaan
Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.
Melakukan praktik secara langsung cara penetasan telur yang baik.
2.
Mengetahui secara langsung bagaimana cara penetasan telur ayam Arab pada
khususnya dan telur unggas pada umumnya dengan menggunakan mesin tetas.
3.
Menambah motivasi untuk menjadi seorang enterpreuner.
BAB II
KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANG
2.1 Wakt dan Lokasi Praktek
Kerja Lapang
Adapun kegiatan PKL ini dilaksananakan di UD Prasetyo,
Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, yang dilaksanakan
dimulai sejak tanggal Desember 2014 s/d Februari 2015.
2.2 Profil Lokasi
PKL
Identitas Peternak (plasma)
Nama Peternak : Bapak Prasetyo
Sistem Kerja : Bermitra dengan
peternak ayam Arab
Bidang Usaha : Penetasan
Luas Lahan Peternakan : ± 3 are
Kapasitas Produksi : ±6000 butir/periode
Alamat Peternakan : Desa Senggigi, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten
Lombok Barat.
2.3 Metode Pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan praktik kerja lapang yaitu:
1.
Mencari
informasi tentang lokasi PKL.
2.
Mengkaji
permasalahan yang timbul dari usaha Hatchery.
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
selama pelaksanaan PKL.
4.
Orientasi
untuk mengenal karyawan dan lokasi PKL.
5.
Melaksanakan
kegiatan pada masing-masing bagian tiap minggu.
6.
Pembuatan
laporan untuk tiap kegiatan per minggu.
7. Melaksanakan kegiatan dan pembuatan laporan yang
sesuai dengan bidang kajian yang diambil, yaitu “Pelaksanaan Penetasan dan
Penanganan DOC Ayam Arab”.
2.4
Bentuk dan Macam Kegiatan PKL
Adapun kegiatan yang dilakukan
:
1.
Pengadaan telur
Pengadaan
telur yang akan ditetaskan yakni dengan mengunjungi peternak yang memproduksi
telur tetas, dan menjalin kesepakatan yang baik. Selain itu disaat pengadaan
telur penting sekali dilakukan penyeleksian telur sehingga mendapatkan telur
yang berkualitas, karena semakin baik kualitas telur maka semakin besar pula
persentase tetasnya (Riyanto, 2001).
Gambar 1. Ayam
Arab tempat pengambilan telur
2.
Pemasukan telur ke dalam mesin
tetas.
Sebelum
telur dimasukan ke mesin, telur biasanya dibersihkan dengan air biasa namun
kalau pada telur terdapat kotoran yang berwarna coklat itu harus dicuci dengan
air hangat, karena kotoran yang berwarna coklat berpengaruh terhadap persentase
penetasannya. Karena, warna cokelat yang terdapat pada kerabang telur
memungkinkan terdapat virus ataupun bakteri yang dapat masuk ke dalam telur dan
merusak kualitas telur sehingga seperti yang dijelaskan di atas, jika tidak
dibersihkan akan berpengaruh terhadap presentase penetasannya.oleh karena itu
dibersihkan dengan menggunakan air hangat.
(a)
|
(b)
|
(c)
|
Gamabr
2. Pemasukan telur ke dalam mesin tetas
Gambar
(a) merupakan tahap sebelum
memasukkan telur ke dalam mesin tetas (b),
yaitu memasukkan/menyusun telur pada rak telur. Pada saat menyusun telur pada
rak telur posisi antar telur harus tepat, yaitu meletakkan telur diantara telur
yang lain. Seperti gambar (c). Ini
bertujuan agar telur lebih aman karena tidak tergelincir pada saat di dalam box tetas.
3.
Peneropongan telur
Peneropongan telur
dilakukan untuk memastikan kondisi dan
kualitas telur (Riyanto, 2001). Pada hari ke 3-6 saatnya dilakukan peneropongan telur, telur yang tidak terbuahi akan
kelihatan bening atau tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya.
(a)
(b) (c)
Gambar
3. Peneropongan telur
Tahap
melakukan peneropongan sebaiknya dilakukan pada malam hari (seperti yang
terlihat pada gambar (a), karena pada
saat malam hari kita dapat lebih jelas untuk mengamati apakah telur tersebut
fertil atau infertil. Seperti yang terlihat pada gambar di atas menunjukkan
bahwa gambar (b) adalah gambar telur
yang fertil, ini dapat dipaastikan bahwa pada saat melakukan peneropongan
terdapat tanda-tanda kehidupan seperti benang-benang urat syaraf dan titik
hitam di tengahnya. Sedangkan pada gambar (c)
tidak terdapat kehidupan seperti yang tampak pada gambar (b) itu menunjukkan bahwa telur (c)
adalah telur infertil karena pada saat melakukan peneropongan telur
terlihat bening.
4.
Proses pembalikan telur
Proses pembalikan telur ini
sangat berpengaruh terhadap daya tetas telur. Oleh sebab itu mesti dilakukan
minimal 2x setiap hari mulai dari hari ke 5-19.
Gamabar 4. Pembalikan telur
Pada saat pembalikan telur, dapat
dilakukan pada pagi hari yatu pukul 08.00-08.30 dan pada malam hari sekitar
pukul 19.00.
5.
Pemanenan anak ayam atau Day
Old Chick (DOC)
Anak ayam yang menetas pada hari ke-21
dikeluarkan dari mesin tetas setelah anak ayam kering. Jangan menempatkan anak
ayam yang baru menetas ditempat yang
dingin. Sebelum anak ayam diberi makan sebaiknya diberi minum air gula
agar meningkatkan energinya. Anak ayam yang baru berusia 1 hari sebaiknya diberi
pakan jadi yang sudah dihaluskan. Selain itu sebelum
DOC dipasarkan penting kita melakukan penyeleksian bibit, karena sangat
menentukan keberhasilan dan produktivitas ayam dalam menghasilkan telur dan DOC
(Darmana, 2002).
Gamabar 5. Anak ayam baru menetas
6.
Pemasaran anak ayam atau Day
Old Chick (DOC)
Setelah semua telur menetas,
anak ayam/DOC dipindahkan kedalam indukan ( Brooder ) untuk ditampung sebelum
dipasarkan. Pemasaran anak ayam ini dilakukan dengan langsung mengantarkan ke
peternak yang membutuhkan karena biasanya DOC sudah dipesan terlebih dahulu,
dan juga peternak datang langsung untuk membeli DOC.
Gamabar 6. DOC dalam box
Seperti yang terlihat
pada gambar, box penampungan DOC terbagi menjadi 4 sekat, dan masing-masing
sekat berisi 30 ekor anak ayam (DOC). Selain itu, terdapat banyak lubang-lubang
angin di setiap sisi box, ini bertujuan agar anak ayam (DOC) tidak muah stres
akibat sirkulasi udara yang tidak lancar pada saat pengiriman DOC ke tempat
pembeli. Karena, pada saat pengiriman anak aya (DOC) zox harus ditumpuk/disusun.
2.5 Manfaat
Kegiatan
Manfaat bagi Mahasiswa
a. Memberi motivasi bagi mahasiswa untuk menjadi
entrepreneur.
b. Menambah pemahaman mahasiswa didalam penetasan.
c.
Memberi
kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikan ilmu yang dimiliki.
Manfaat bagi tempat PKL
a. Membantu peternak dalam memecahkan masalah yang di
hadapi dan memperbaiki proses penetasan telur ayam Arab dan tehnik penetasan.
b. Meringankan perkerjaan peternak.
Manfaat bagi Fakultas
a.
Mempererat
hubunan peternak dengan Fakultas ( dosen-dosen)
b.
Sebagai
bahan informasi bagi fakultas tentang kondisi masyrakat terhadap produksi ayam
Arab
c.
Sebagai
bahan masukan tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak
penetasan serta cara pemecahan masalah.
d.
Sebagai
jembatan pemberi informasi tentang penetasan sehinngga dijadikan acuan dalam
pengembangan Fakultas kearah pengabdian masyarakat.
BAB III
PERMASALAHAN DAN
PEMECAHAN
3.1 Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan ditempat
PKL :
1.
Suhu mesin tetas kurang dikontrol saat
telur akan menetas (sehari sebelum menetas) yakni suhu lingkungan yang panas
pada siang hari menyebabkan suhu mesin meningkat juga sehingga pesentase
tetasnya kurang.
2.
Adanya tikus yang memakan telur.
3.
Kerabang tleur pecah atau retak pada saat
pembalikan telur. Ini disebabkan oleh pembalik yang kurang berhat-hati dan
kurangnya ketelitian, seperti terjadinya benturan antara telur sehingga
terjadinya keretakan, dan telur terjatuh pada saat pembalikan telur.
3.2 Pemecahan
Adapun pemecahan yang dapat diuraikan :
1.
Peternak lebih teliti dan aktif dalam mengontrol suhu
mesin tetas atau merikrut pegawai yang
khusus mengontrol suhu, serta bisa
memperbaiki tempat mesin atau bok penetas yakni ditempat ruangan yang terbuka
sehingga sirkulasi udaranya lancer. Menyarankan pengusaha untuk selalu menjaga
suhu dan kelembaban mesin tetas yang ideal yakni antara 38áµ’C-40áµ’C untuk suhunya
dan 82%-83% untuk kelembabannya, serta
disaat hari-hari menjelang tetas fentilasi udara mesin tetas harus lancar.
2.
Memasang penghalang seperti kawat jaring
pada ventilasi udara pada box tetas.
3.
Menganjurkan kepada pegawai untk lebih
berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan pembalikan telur.
BAB IV
HASIL KEGIATAN PRAKTIK
KERJA LAPANG ( PKL )
Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan sekitar ±2 bulan, sehingga
menempuh 8 periode penetasan, dimana hasil penetasan tertera pada tabel 1. Fertilitas, daya tetas,
dan mortalitas telur tertera pada tabel
2, serta diuraikan pada lampiran 1.
Tabel 1 : Hasil
penetasan telur ayam Arab (butir)
Periode
|
telur masuk
|
Indikator yang
diamati
|
|||
fertil
|
inferti
|
Telur tidak
menetas
|
DOC menetas
|
||
1
|
6.720
|
5.393
|
870
|
1.327
|
4.523
|
2
|
5.600
|
4.212
|
690
|
1.388
|
3.522
|
3
|
6.000
|
4.692
|
660
|
1.308
|
4.032
|
4
|
5.900
|
4.742
|
960
|
1.158
|
3.782
|
5
|
7.600
|
5.849
|
810
|
1.751
|
5.039
|
6
|
4.300
|
3.636
|
630
|
664
|
3.006
|
7
|
4.630
|
3.972
|
750
|
658
|
3.222
|
8
|
5.700
|
4.442
|
600
|
1.258
|
3.842
|
Sumber
: UD Prasetyo (2015)
Table
2 : Fertilitas, Daya Tetas dan Mortalitas Telur Selama tiga periode
penetasan (persen)
Periode
|
Fertilitas (%)
|
Daya Tetas (%)
|
Kualitas Tetas (%)
|
Mortalitas (%)
|
1
|
87,05
|
83,86
|
16,13
|
67,30
|
2
|
87,67
|
83,61
|
16,38
|
62,89
|
3
|
89
|
85,93
|
14,06
|
67,2
|
4
|
83,72
|
79,75
|
20,24
|
64,10
|
5
|
89,34
|
86,15
|
13,84
|
66,30
|
6
|
85,34
|
82,67
|
17,32
|
69,90
|
7
|
83,80
|
81,11
|
18,88
|
69,58
|
8
|
89,47
|
86,49
|
13,50
|
67,40
|
Rata-rata (%)
|
86,92
|
83,69
|
16,29
|
66,83
|
Sumber : UD
Prasetyo (2015)
Dilihat dari data setiap periode diatas
menunjukan perbedaan yakni dari segi fertilitasnya, daya tetasnya, ataupun
mortalitasnya. Fertilitas merupakan faktor
utama yang menentukan keberhasilan dalam usaha penetasan karena hanya telur
yang fertile yang dapat menghasilkan DOC, sehingga hasil setiap periode dalam
PKL ini berbeda. Fertilitas telur pada periode 1 (87,05%), periode 2 (91,02%), periode
3 (91,0%), periode 4 (83,72%), periode 5 (9,34%), periode 6 (85,34%), periode 7
(83,80%), periode 8 (89,47%), ini bisa dipengaruhi oleh jumlah jantan dan betina dalam satu
kandang. Perbandingan jumlah jantan dan betina yang makin kecil akan menurunkan
fertilitas. Fertilitas yang tinggi untuk ayam Arab akan dicapai jika dalam satu
kandang terdapat jantan dan betina dengan perbandingan 1:5 (Darmana, 2002).
Daya tetas telur juga berbeda setiap periode yakni : periode pada
periode 1 (83,86%), periode 2 (83,61%), periode 3 (85,93%), periode 4 (7975%),
periode 5 (86,15%), periode 6 (82,67%), periode 7 (81,11%), periode 8 (86,49%),
ataupun kualitas, rata-rata itu semua
disebabkan oleh kurangnya penanganan telur tersebut. Baik saat penyimpanan
sebelum dimasukan ke box penetasan atau saat ditetaskan, karena menurut
Jutawan, (2005) hal- hal yang
mempengaruhi daya tetas telur dan kualitas telur antara lain:
1. Cara dan
tempat penyimpanan.
2. Lama penyimpanan.
3. Suhu lingkungan tempat penyimpanan
Cara penyimpanan harus dengan kemiringan 30 derajat. Lama
penyimpanan minimal 1 minggu, dan suhu
penyimpanan yakni 10°C - 30° C dan kelembaban
80-85%.
Penananganan DOC Pasca
Tetas
Pull chicks
Kegiatan
untuk mengeluarkan atau memanen DOC dari dalam box, secara sederhana dimana DOC dikeluarkan secara perlahan dengan
memperhatikan keadaan telur yang mulai retak maupun masih utuh. DOC sebaiknya
tidak diberi pakan apa-apa sebelum 24 jam karena masih memiliki sisa kuning
telur dalam tubuhnya (North dan Bell, 1990).
Seleksi dan Culling
Seleksi anak ayam yang baru menetas merupakan pemisahan antara anak ayam dengan
kualitas baik dan yang tidak baik, untuk selanjutnya anak ayam yang tidak baik
akan diafkir (Suprijatna et al., 2005). Seleksi juga dapat didefinisikan
yaitu memilih ayam yang kualitasnya memenuhi standar dari kelompoknya yang
meliputi kesehatan, aktifitas, warna bulu dan performa (anonim. 2014).
Dalam
usaha penetasan di UD Prasetyo, penyeleksian DOC yang layak dan tidak layak
untuk dipasarkan akan dipisahkan dari DOC yang layak. DOC yang tidak layak
dipasarkan akan di pelihara oleh pengusaha penetasan tersebut.
Packing (pengemasan) DOC
Usaha untuk mempermudah dan
mengurangi kematian anak ayam selama transport yaitu bentuk box dibuat senyaman
mungkin bagi DOC. Box berbentuk segi empat dengan luas dasar lebih besar
dibandingkan luas atas agar ventilasi tidak tertutup pada saat penyusunan box
sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Setiap box terdiri dari 100 ekor DOC
yang dibagi atas 4 petak, tiap petak 25 ekor (Rasyaf, 1995). Box/kotak kemasan
tersebut sebagian besar masih terbuat dari karton dengan ukuran panjang bagian
bawah 64 cm dan bagian atas 60 cm, lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44
cm, sedangkan tinggi kemasan 15 cm (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Namun, pada usaha penetasan di UD Prasetyo,
jumlah DOC pada seitap box berjumlah 120, dibagi menjadi 4 petak. Masing-masing
berisi 30 ekor DOC.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasrkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)
usaha penetasan telur ayam Arab, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Praktikan
dapat mengetahu bagaimana cara melalukan penetasan khususnya telur ayam arab. yaitu
dimulai dari pengadaan telur, pemasukan telur, peneropongan, pembalikan
telur, pemanenan DOC, dan pemasaran
2.
Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya tetas ayam arab yaitu suhu, dan kelembaban, dan faktor lain yaitu predator (tikus yang memkan
telur)
3.
Dalam
melaksanakan usaha penetasan diperlukan kesabaran dan ketelitian untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Saran
1.
Mahasiswa yang
telah menyelesaikan PKLnya hendak tetap membuat hubungan dengan tempat PKL serta mencari link – link baru untuk
djadikan rekan kerja apabila akan terjun
kedunia usaha.
2.
Sebaiknya
mahasiswa PKL yang termotivasi untuk usaha penetasan ini segera merancang dan
memulai usaha.
3.
Bagi para
pengusaha penetasan telur sangat membutuhkan ketekunan dan ketelitian untuk
bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
\
DAFTAR PUSTAKA
Darmana, W. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Arab Petelur. Tanggerang. PT.
AgroMedia Pustaka.
Jutawan,
A. 2005. Teknologi Tepat Guna
Mesin Tetas Listrik dan Induk Buatan. Yogyakarta. Kanasius.
Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Penetasan. Kanisius,
Yogyakarta
Suprijatna, E. U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana.
2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta
LAMPIRAN
Data Pribadi Mahasiswa
Praktik Kerja Lapang
Nama : SintaAnisa Dewi
Nim : B1D 011 309
TTL : Darulfalah, 03 Maret 1993
Agama : Islam
Jurusan : S 1 Ilmu Peternakan
Fakultas : PETERNAKAN
Universitas : Mataram
Total SKS : 116
IPK : 2,80
Alamat : Jl. Swadaya, Kekalek,
Mataram. NTB
No. Hp : 087 864 824 016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ayam Arab merupakan jenis ayam dalam kategori buras
(bukan ras). Karena kemampuan produktifitas telur yang tinggi maka banyak orang
membudidayakan ayam Arab sebagai ayam petelur. Berbeda dengan ayam petelur,
telur ayam Arab memiliki nilai ekonomi yang
lebih tinggi karena telur ayam Arab dijual per butir dengan harga
competitive dengan ayam kampung.
Selain memiliki
kemampuan bertleur yang tinggi yaitu sekitar 190-250 butir pertahun, ayam Arab
jantan memiliki kemampuan seksual yang tinggi sehingga banyak dipakai sebagai
ayam pejantan. Keturunan silang ayam Arab ini jug masih meiliki produktifitas
yang tinggisehingga budidaya ayam Arab cukup menguntungkan.
Keuntungan lain dari ayam Arab adalah tidak mempunyai
sifat mengeram, sehingga masa produksi tidak dihambat oleh periode brooding.
Untuk memperbanyak populasi ayam Arab diperlukan teknologi penetasan yang cukup
sederhana yang biasa dilakukan oleh masyarakat baik perorangan maupun kelompok.
Salah satu pengusaha dibidang penetasan adalah UD Prasetyo, Desa Senggigi,
Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lmbok Barat. Oleh karena itu, praktek kerja
lapang (PKL) ini diusulkan untuk mengetahui proses penetasan ayam Arab serta
penanganannya pasca tetas yang dilakukan oleh masyarakat.
1.2 Tujuan
danKegunaan Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.2.1 Tujuan
Praktik Kerja Lapang (PKL)
Adapun tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.
Mengetahui bagaimana cara pengelolaan penetasan telur ayam.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya tetas ayam Arab.
3.
Meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tentang apa saja yang dibutuhkan dalam penetasan
telur ayam Arab.
1.2.2 Kegunaan
Praktik Kerja Lapang (PKL)
1.
Melakukan praktik secara langsung cara penetasan telur yang baik.
2.
Mengetahui secara langsung bagaimana cara penetasan telur ayam Arab pada
khususnya dan telur unggas pada umumnya dengan menggunakan mesin tetas.
3.
Menambah motivasi untuk menjadi seorang enterpreuner.
BAB II
KEGIATAN PRAKTEK KERJA
LAPANG
2.1 Wakt dan Lokasi Praktek
Kerja Lapang
Adapun kegiatan PKL ini dilaksananakan di UD Prasetyo,
Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat, yang dilaksanakan
dimulai sejak tanggal Desember 2014 s/d Februari 2015.
2.2 Profil Lokasi
PKL
Identitas Peternak (plasma)
Nama Peternak : Bapak Prasetyo
Sistem Kerja : Bermitra dengan
peternak ayam Arab
Bidang Usaha : Penetasan
Luas Lahan Peternakan : ± 3 are
Kapasitas Produksi : ±6000 butir/periode
Alamat Peternakan : Desa Senggigi, Kecamatan
Batulayar, Kabupaten
Lombok Barat.
2.3 Metode Pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan praktik kerja lapang yaitu:
1.
Mencari
informasi tentang lokasi PKL.
2.
Mengkaji
permasalahan yang timbul dari usaha Hatchery.
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
selama pelaksanaan PKL.
4.
Orientasi
untuk mengenal karyawan dan lokasi PKL.
5.
Melaksanakan
kegiatan pada masing-masing bagian tiap minggu.
6.
Pembuatan
laporan untuk tiap kegiatan per minggu.
7. Melaksanakan kegiatan dan pembuatan laporan yang
sesuai dengan bidang kajian yang diambil, yaitu “Pelaksanaan Penetasan dan
Penanganan DOC Ayam Arab”.
2.4
Bentuk dan Macam Kegiatan PKL
Adapun kegiatan yang dilakukan
:
1.
Pengadaan telur
Pengadaan
telur yang akan ditetaskan yakni dengan mengunjungi peternak yang memproduksi
telur tetas, dan menjalin kesepakatan yang baik. Selain itu disaat pengadaan
telur penting sekali dilakukan penyeleksian telur sehingga mendapatkan telur
yang berkualitas, karena semakin baik kualitas telur maka semakin besar pula
persentase tetasnya (Riyanto, 2001).
Gambar 1. Ayam
Arab tempat pengambilan telur
2.
Pemasukan telur ke dalam mesin
tetas.
Sebelum
telur dimasukan ke mesin, telur biasanya dibersihkan dengan air biasa namun
kalau pada telur terdapat kotoran yang berwarna coklat itu harus dicuci dengan
air hangat, karena kotoran yang berwarna coklat berpengaruh terhadap persentase
penetasannya. Karena, warna cokelat yang terdapat pada kerabang telur
memungkinkan terdapat virus ataupun bakteri yang dapat masuk ke dalam telur dan
merusak kualitas telur sehingga seperti yang dijelaskan di atas, jika tidak
dibersihkan akan berpengaruh terhadap presentase penetasannya.oleh karena itu
dibersihkan dengan menggunakan air hangat.
(a)
|
(b)
|
(c)
|
Gamabr
2. Pemasukan telur ke dalam mesin tetas
Gambar
(a) merupakan tahap sebelum
memasukkan telur ke dalam mesin tetas (b),
yaitu memasukkan/menyusun telur pada rak telur. Pada saat menyusun telur pada
rak telur posisi antar telur harus tepat, yaitu meletakkan telur diantara telur
yang lain. Seperti gambar (c). Ini
bertujuan agar telur lebih aman karena tidak tergelincir pada saat di dalam box tetas.
3.
Peneropongan telur
Peneropongan telur
dilakukan untuk memastikan kondisi dan
kualitas telur (Riyanto, 2001). Pada hari ke 3-6 saatnya dilakukan peneropongan telur, telur yang tidak terbuahi akan
kelihatan bening atau tidak ada tanda-tanda kehidupan didalamnya.
(a)
(b) (c)
Gambar
3. Peneropongan telur
Tahap
melakukan peneropongan sebaiknya dilakukan pada malam hari (seperti yang
terlihat pada gambar (a), karena pada
saat malam hari kita dapat lebih jelas untuk mengamati apakah telur tersebut
fertil atau infertil. Seperti yang terlihat pada gambar di atas menunjukkan
bahwa gambar (b) adalah gambar telur
yang fertil, ini dapat dipaastikan bahwa pada saat melakukan peneropongan
terdapat tanda-tanda kehidupan seperti benang-benang urat syaraf dan titik
hitam di tengahnya. Sedangkan pada gambar (c)
tidak terdapat kehidupan seperti yang tampak pada gambar (b) itu menunjukkan bahwa telur (c)
adalah telur infertil karena pada saat melakukan peneropongan telur
terlihat bening.
4.
Proses pembalikan telur
Proses pembalikan telur ini
sangat berpengaruh terhadap daya tetas telur. Oleh sebab itu mesti dilakukan
minimal 2x setiap hari mulai dari hari ke 5-19.
Gamabar 4. Pembalikan telur
Pada saat pembalikan telur, dapat
dilakukan pada pagi hari yatu pukul 08.00-08.30 dan pada malam hari sekitar
pukul 19.00.
5.
Pemanenan anak ayam atau Day
Old Chick (DOC)
Anak ayam yang menetas pada hari ke-21
dikeluarkan dari mesin tetas setelah anak ayam kering. Jangan menempatkan anak
ayam yang baru menetas ditempat yang
dingin. Sebelum anak ayam diberi makan sebaiknya diberi minum air gula
agar meningkatkan energinya. Anak ayam yang baru berusia 1 hari sebaiknya diberi
pakan jadi yang sudah dihaluskan. Selain itu sebelum
DOC dipasarkan penting kita melakukan penyeleksian bibit, karena sangat
menentukan keberhasilan dan produktivitas ayam dalam menghasilkan telur dan DOC
(Darmana, 2002).
Gamabar 5. Anak ayam baru menetas
6.
Pemasaran anak ayam atau Day
Old Chick (DOC)
Setelah semua telur menetas,
anak ayam/DOC dipindahkan kedalam indukan ( Brooder ) untuk ditampung sebelum
dipasarkan. Pemasaran anak ayam ini dilakukan dengan langsung mengantarkan ke
peternak yang membutuhkan karena biasanya DOC sudah dipesan terlebih dahulu,
dan juga peternak datang langsung untuk membeli DOC.
Gamabar 6. DOC dalam box
Seperti yang terlihat
pada gambar, box penampungan DOC terbagi menjadi 4 sekat, dan masing-masing
sekat berisi 30 ekor anak ayam (DOC). Selain itu, terdapat banyak lubang-lubang
angin di setiap sisi box, ini bertujuan agar anak ayam (DOC) tidak muah stres
akibat sirkulasi udara yang tidak lancar pada saat pengiriman DOC ke tempat
pembeli. Karena, pada saat pengiriman anak aya (DOC) zox harus ditumpuk/disusun.
2.5 Manfaat
Kegiatan
Manfaat bagi Mahasiswa
a. Memberi motivasi bagi mahasiswa untuk menjadi
entrepreneur.
b. Menambah pemahaman mahasiswa didalam penetasan.
c.
Memberi
kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikan ilmu yang dimiliki.
Manfaat bagi tempat PKL
a. Membantu peternak dalam memecahkan masalah yang di
hadapi dan memperbaiki proses penetasan telur ayam Arab dan tehnik penetasan.
b. Meringankan perkerjaan peternak.
Manfaat bagi Fakultas
a.
Mempererat
hubunan peternak dengan Fakultas ( dosen-dosen)
b.
Sebagai
bahan informasi bagi fakultas tentang kondisi masyrakat terhadap produksi ayam
Arab
c.
Sebagai
bahan masukan tentang permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak
penetasan serta cara pemecahan masalah.
d.
Sebagai
jembatan pemberi informasi tentang penetasan sehinngga dijadikan acuan dalam
pengembangan Fakultas kearah pengabdian masyarakat.
BAB III
PERMASALAHAN DAN
PEMECAHAN
3.1 Permasalahan
Adapun permasalahan yang ditemukan ditempat
PKL :
1.
Suhu mesin tetas kurang dikontrol saat
telur akan menetas (sehari sebelum menetas) yakni suhu lingkungan yang panas
pada siang hari menyebabkan suhu mesin meningkat juga sehingga pesentase
tetasnya kurang.
2.
Adanya tikus yang memakan telur.
3.
Kerabang tleur pecah atau retak pada saat
pembalikan telur. Ini disebabkan oleh pembalik yang kurang berhat-hati dan
kurangnya ketelitian, seperti terjadinya benturan antara telur sehingga
terjadinya keretakan, dan telur terjatuh pada saat pembalikan telur.
3.2 Pemecahan
Adapun pemecahan yang dapat diuraikan :
1.
Peternak lebih teliti dan aktif dalam mengontrol suhu
mesin tetas atau merikrut pegawai yang
khusus mengontrol suhu, serta bisa
memperbaiki tempat mesin atau bok penetas yakni ditempat ruangan yang terbuka
sehingga sirkulasi udaranya lancer. Menyarankan pengusaha untuk selalu menjaga
suhu dan kelembaban mesin tetas yang ideal yakni antara 38áµ’C-40áµ’C untuk suhunya
dan 82%-83% untuk kelembabannya, serta
disaat hari-hari menjelang tetas fentilasi udara mesin tetas harus lancar.
2.
Memasang penghalang seperti kawat jaring
pada ventilasi udara pada box tetas.
3.
Menganjurkan kepada pegawai untk lebih
berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan pembalikan telur.
BAB IV
HASIL KEGIATAN PRAKTIK
KERJA LAPANG ( PKL )
Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan sekitar ±2 bulan, sehingga
menempuh 8 periode penetasan, dimana hasil penetasan tertera pada tabel 1. Fertilitas, daya tetas,
dan mortalitas telur tertera pada tabel
2, serta diuraikan pada lampiran 1.
Tabel 1 : Hasil
penetasan telur ayam Arab (butir)
Periode
|
telur masuk
|
Indikator yang
diamati
|
|||
fertil
|
inferti
|
Telur tidak
menetas
|
DOC menetas
|
||
1
|
6.720
|
5.393
|
870
|
1.327
|
4.523
|
2
|
5.600
|
4.212
|
690
|
1.388
|
3.522
|
3
|
6.000
|
4.692
|
660
|
1.308
|
4.032
|
4
|
5.900
|
4.742
|
960
|
1.158
|
3.782
|
5
|
7.600
|
5.849
|
810
|
1.751
|
5.039
|
6
|
4.300
|
3.636
|
630
|
664
|
3.006
|
7
|
4.630
|
3.972
|
750
|
658
|
3.222
|
8
|
5.700
|
4.442
|
600
|
1.258
|
3.842
|
Sumber
: UD Prasetyo (2015)
Table
2 : Fertilitas, Daya Tetas dan Mortalitas Telur Selama tiga periode
penetasan (persen)
Periode
|
Fertilitas (%)
|
Daya Tetas (%)
|
Kualitas Tetas (%)
|
Mortalitas (%)
|
1
|
87,05
|
83,86
|
16,13
|
67,30
|
2
|
87,67
|
83,61
|
16,38
|
62,89
|
3
|
89
|
85,93
|
14,06
|
67,2
|
4
|
83,72
|
79,75
|
20,24
|
64,10
|
5
|
89,34
|
86,15
|
13,84
|
66,30
|
6
|
85,34
|
82,67
|
17,32
|
69,90
|
7
|
83,80
|
81,11
|
18,88
|
69,58
|
8
|
89,47
|
86,49
|
13,50
|
67,40
|
Rata-rata (%)
|
86,92
|
83,69
|
16,29
|
66,83
|
Sumber : UD
Prasetyo (2015)
Dilihat dari data setiap periode diatas
menunjukan perbedaan yakni dari segi fertilitasnya, daya tetasnya, ataupun
mortalitasnya. Fertilitas merupakan faktor
utama yang menentukan keberhasilan dalam usaha penetasan karena hanya telur
yang fertile yang dapat menghasilkan DOC, sehingga hasil setiap periode dalam
PKL ini berbeda. Fertilitas telur pada periode 1 (87,05%), periode 2 (91,02%), periode
3 (91,0%), periode 4 (83,72%), periode 5 (9,34%), periode 6 (85,34%), periode 7
(83,80%), periode 8 (89,47%), ini bisa dipengaruhi oleh jumlah jantan dan betina dalam satu
kandang. Perbandingan jumlah jantan dan betina yang makin kecil akan menurunkan
fertilitas. Fertilitas yang tinggi untuk ayam Arab akan dicapai jika dalam satu
kandang terdapat jantan dan betina dengan perbandingan 1:5 (Darmana, 2002).
Daya tetas telur juga berbeda setiap periode yakni : periode pada
periode 1 (83,86%), periode 2 (83,61%), periode 3 (85,93%), periode 4 (7975%),
periode 5 (86,15%), periode 6 (82,67%), periode 7 (81,11%), periode 8 (86,49%),
ataupun kualitas, rata-rata itu semua
disebabkan oleh kurangnya penanganan telur tersebut. Baik saat penyimpanan
sebelum dimasukan ke box penetasan atau saat ditetaskan, karena menurut
Jutawan, (2005) hal- hal yang
mempengaruhi daya tetas telur dan kualitas telur antara lain:
1. Cara dan
tempat penyimpanan.
2. Lama penyimpanan.
3. Suhu lingkungan tempat penyimpanan
Cara penyimpanan harus dengan kemiringan 30 derajat. Lama
penyimpanan minimal 1 minggu, dan suhu
penyimpanan yakni 10°C - 30° C dan kelembaban
80-85%.
Penananganan DOC Pasca
Tetas
Pull chicks
Kegiatan
untuk mengeluarkan atau memanen DOC dari dalam box, secara sederhana dimana DOC dikeluarkan secara perlahan dengan
memperhatikan keadaan telur yang mulai retak maupun masih utuh. DOC sebaiknya
tidak diberi pakan apa-apa sebelum 24 jam karena masih memiliki sisa kuning
telur dalam tubuhnya (North dan Bell, 1990).
Seleksi dan Culling
Seleksi anak ayam yang baru menetas merupakan pemisahan antara anak ayam dengan
kualitas baik dan yang tidak baik, untuk selanjutnya anak ayam yang tidak baik
akan diafkir (Suprijatna et al., 2005). Seleksi juga dapat didefinisikan
yaitu memilih ayam yang kualitasnya memenuhi standar dari kelompoknya yang
meliputi kesehatan, aktifitas, warna bulu dan performa (anonim. 2014).
Dalam
usaha penetasan di UD Prasetyo, penyeleksian DOC yang layak dan tidak layak
untuk dipasarkan akan dipisahkan dari DOC yang layak. DOC yang tidak layak
dipasarkan akan di pelihara oleh pengusaha penetasan tersebut.
Packing (pengemasan) DOC
Usaha untuk mempermudah dan
mengurangi kematian anak ayam selama transport yaitu bentuk box dibuat senyaman
mungkin bagi DOC. Box berbentuk segi empat dengan luas dasar lebih besar
dibandingkan luas atas agar ventilasi tidak tertutup pada saat penyusunan box
sehingga sirkulasi udara berjalan lancar. Setiap box terdiri dari 100 ekor DOC
yang dibagi atas 4 petak, tiap petak 25 ekor (Rasyaf, 1995). Box/kotak kemasan
tersebut sebagian besar masih terbuat dari karton dengan ukuran panjang bagian
bawah 64 cm dan bagian atas 60 cm, lebar bagian bawah 48 cm dan bagian atas 44
cm, sedangkan tinggi kemasan 15 cm (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).
Namun, pada usaha penetasan di UD Prasetyo,
jumlah DOC pada seitap box berjumlah 120, dibagi menjadi 4 petak. Masing-masing
berisi 30 ekor DOC.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasrkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL)
usaha penetasan telur ayam Arab, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Praktikan
dapat mengetahu bagaimana cara melalukan penetasan khususnya telur ayam arab. yaitu
dimulai dari pengadaan telur, pemasukan telur, peneropongan, pembalikan
telur, pemanenan DOC, dan pemasaran
2.
Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya tetas ayam arab yaitu suhu, dan kelembaban, dan faktor lain yaitu predator (tikus yang memkan
telur)
3.
Dalam
melaksanakan usaha penetasan diperlukan kesabaran dan ketelitian untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Saran
1.
Mahasiswa yang
telah menyelesaikan PKLnya hendak tetap membuat hubungan dengan tempat PKL serta mencari link – link baru untuk
djadikan rekan kerja apabila akan terjun
kedunia usaha.
2.
Sebaiknya
mahasiswa PKL yang termotivasi untuk usaha penetasan ini segera merancang dan
memulai usaha.
3.
Bagi para
pengusaha penetasan telur sangat membutuhkan ketekunan dan ketelitian untuk
bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
\
DAFTAR PUSTAKA
Darmana, W. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Arab Petelur. Tanggerang. PT.
AgroMedia Pustaka.
Jutawan,
A. 2005. Teknologi Tepat Guna
Mesin Tetas Listrik dan Induk Buatan. Yogyakarta. Kanasius.
Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Penetasan. Kanisius,
Yogyakarta
Suprijatna, E. U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana.
2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta
LAMPIRAN
Data Pribadi Mahasiswa
Praktik Kerja Lapang
Nama : SintaAnisa Dewi
Nim : B1D 011 309
TTL : Darulfalah, 03 Maret 1993
Agama : Islam
Jurusan : S 1 Ilmu Peternakan
Fakultas : PETERNAKAN
Universitas : Mataram
Total SKS : 116
IPK : 2,80
Alamat : Jl. Swadaya, Kekalek,
Mataram. NTB
No. Hp : 087 864 824 016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar