KOMPOSISI KIMIA
POLEN DARI BERBAGAI JENIS TANAMAN
DI DESA SUKADANA
Oleh
Sinta Anisa Dewi
B1D 011309
SKRIPSI
Diserahkan Guna
Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan
untuk
Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan
pada Program
Studi Peternakan
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
MATARAM
MATARAM
2015
DEDIKASI
“tiada
kebahagiaan tanpa suatu penderitaan, tiada kesuksesan tanpa suatu perjuangan”
“hidup bukanlah untuk
bersenang-senang, tetapi bagaimana memperjuangkan untuk keluar dari penderitaan
yang berkepanjangan”
Karena,
“ketabahan adalah
benang emas kehidupan”.
Teruntuk:
Nenek dan Kakek tercinta, Ayah dan Ibuku tersayang, serta
inak tuan mianh, terima
kasih atas kasih sayang dan motivasinya selama ini, mungkin aku tidak dapat
membalas semua yang telah kalian berikan dan kalian korbankan untukku selama
ini, tetapi aku hanya dapat berdoa
semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan yang banyak.
Aamiin
.........
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Komposisi Kimia Polen Dari Berbagai Jenis Tanaman Di Desa Sukadana”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan semua pihak,
maka skripsi ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak
dan Ibu tercinta (Nasri Jaya, Sani, dan Mawardi dan ibuku tersayang Rohani Wahyuningsih) atas semua perhatian, doa dan kasih sayang,
serta Nenek dan Kakek tersayang yang
selalu ada dan memberi semangat untuk pendidikanku hingga akhir, untuk
kakak-kakak dan adik-adikku tersayang kak Eva, kak Dedi, kak Helmi, Beco, Apang, Bang Yon dan semuanya. Saya
ucapkan terima kasih karena selalu ada untukku.
2. Bapak
Dr. Ir. Erwan, M.Si, dan Bapak Ir. Abdul Aziz, SU, selaku dosen pembimbing atas
semua saran, nasehat, dan bimbingan yang telah diberikan dengan penuh kesabaran.
3. Bapak
Dr. Ir. Maskur, M.Si selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
4.
Bapak Dr. Ir. Erwan, M.Si selaku Plt.
Ketua Program Studi Peternakan.
5. Kepada
staf Lab. INMT Fakultas Peternakan Mamiq Sumber dan Ibu Sri,
6. Bang
Sukri SPt. (bang Sles) yang sudah banyak
meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing kami selama pengoleksian polen
bunga.
7. Teman-teman di Lab. Dani, Acih dan Azmul,
serta teman-teman MKC 11 Rara, Puput, Titin, Azizah, Alfi, Abdi, Febri, Rian,
dan semua teman-teman MKC 11.
8. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan juga bagi semua pihak yang memerlukan.
Mataram,
Penulis,
Sinta Anisa Dewi
B1D 011 309
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL i
PENGESAHAN
PEMBIMBING ii
DEDIKASI
iii
KATA
PENGANTAR iv
DAFTAR
ISI vi
DAFTAR
TABEL vii
DAFTAR
GAMBAR viii
DAFTAR
LAMPIRAN ix
INTISRI
x
ABSTRACT
xi
PENDAHULUAN
1
Latar
Belakang 1
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian 2
TINJAUAN
PUSTAKA 3
Lebah trigonga
sp. 3
Koloni Lebah trigona sp. 4
Habitat Lebah trigona sp. 6
Pakan Lebah trigona sp. 7
Nektar 8
Polen 8
Macam-macam Polen 8
Bahan Penyusun Polen 9
Cara Lebah Mengumpulkan
Polen 10
Manfaat Polen 10
Sumber Pakan trigona sp. 11
Produksi Lebah trigona sp. 15
Madu 15
Tepung Sari (Bee Pollen) 16
Propolis 17
METODE
PENELITIAN 18
Lokasi dan Waktu Penelitian 18
Variabel yang Diperlukan 18 Pengambilan
Sampel Polen Bunga 18
HASIL
DAN PENBAHASAN 25
Gambaran
Umum Lokasi Penelitian 25
Hasil
Analisis Kimia Polen Bunga 26
Kandungan Protein Polen Bunga 26
Kandungan Air Polen Bunga 27
Kadar Abu Polen Bunga 29
Kadar Lemak Polen Bunga 31
KESIMPULAN
DAN SARAN 33
RINGKASAN
34
DAFTAR
PUSTAKA 36
LAMPIRAN
40
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 1 Tanaman Sumber Resin, Polen,
dan Nektar 12
Tabel. 2 Rata-rata Komposisi Kimia Polen
Bunga Tanaman 22
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 1 Histogram Analisis Kandungan
Protein 27
Gambar. 2 Histogram Analisis Kandungan
Air 29
Gambar. 3 Histogram Analisis Kadar Abu 30
Gambar. 4 Histogram Analisis Kdar
Lemak 32
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran. 1 Foto Kegiatan Pengambilan
Sampel Polen 40
Lampiran. 2 Foto Pelaksanaan Penelititan
Laboratorium 41
Lampiran. 1 Tabel Hasil Analisis
Proksimat 42
Lmapiran. 2 Riwayat Hidup 43
KOMPOSISI
KIMIA POLEN DARI BERBAGAI JENIS TANAMAN DI DESA SUKADANE
INTISARI
Oleh:
SINTA
ANISA DEWI
B1D011309
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui komposisi kimia polen dari berbagai jenis tanaman yang ada di Desa
Sukadana kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, mulai dari bulan Mei 2015
hingga bulan juni 2015. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode Analisis
Proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Mataram, untuk diteliti komposisi kimianya. Alat-alat yang
digunakan dalam pengambilan polen adalah kertas yang dibentuk kerucut, kuas,
pengayak dan penampung polen sementara. pengambilan polen labu dilakukan dengan
cara menggerus polen dengan kuas, lalu
disimpan pada penampung polen. Untuk pengoleksian polen jagung yaitu dengan
cara disentak-sentak atau dipukul-pukul bunganya agar polen jatuh ke dalam
kertas dan untuk mengambil polen bunga aren dengan cara disentak-sentak agar
polen bunga aren jatuh, apabila masih ada tersisia maka digerus dengan kuas.
Hasil komposisi kimia polen tanaman sangat bervariasi, antara polen dari ketiga
tanaman tersebut. Kadar protein, abu, dan lemak yang tertinggi terdapat pada
polen tanaman labu. Sedangkan untuk kandungan air tertinggi terdapat pada polen
tanaman jagung.
Kata kunci: Pakan lebah trigona sp.,
polen labu, polen jagung, polen aren.
CHEMICAL COMPOSITION OF POLLEN OF VARIOUS TYPES OF
PLANTS IN THE VILLAGE SUKADANE
ABSTRACT
By:
Anisa Dewi Sinta
B1D011309
ABSTRACT
By:
Anisa Dewi Sinta
B1D011309
This
study aims to determine the chemical composition of pollen from various plants
in the village of Bayan district Sukadana North Lombok, starting in May 2015
and in June 2015. This study was conducted using the method Proximate Analysis
Laboratory Animal Nutrition and Food Sciences, Faculty of Animal Husbandry ,
University of Mataram, to study their chemical composition. The tools used in
making pollen is cone-shaped paper, brushes, sieves and pollen temporary
placeholders. taking pollen pumpkin done by grind pollen with a brush, then
stored in the reservoir of pollen. To collect corn pollen
that is by jerky or pounded so that the pollen falls into the paper and to take
the palm flower pollen jerky that aren flower pollen falls, if pollen remains
then be crushed with a brush.
Results of the chemical
composition of plant pollen varies greatly, between the pollen of the three
crops. Protein content, ash, and high fat found in plant pollen pumpkin. As for
the highest water content in the pollen of corn.
Keywords: Feed trigona sp bees, pollen pumpkin, pollen corn, pollen palm
Keywords: Feed trigona sp bees, pollen pumpkin, pollen corn, pollen palm
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara tropis
yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa flora dan fauna. Salah satu fauna
yang bermanfaat bagi manusia adalah lebah madu. Hasil yang dapat diperoleh dari
beternak lebah madu adalah madu, polen, royal jeli, propolis, dan lilin lebah.
Produk yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi peternaknya,
dengan memberikan lapangan pekerjaan dan menambah penghasilan.
Salah
satu faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan budidaya lebah madu adalah
tersedianya pakan lebah. Sumber pakan lebah madu adalah tanaman yang meliputi
tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman hutan dan
tanaman perkebunan. Bunga dari tanaman-tanaman tersebut mengandung nektar,
polen, atau nektar dan polen yang sangat berpengaruh dalam produksi madu yang
akan dihasilkan oleh lebah madu.
Potensi
tanaman pakan lebah madu di Indonesia diyakini cukup besar, tetapi belum banyak
informasi tentang tanaman-tanaman tersebut. Menurut Rusfidra (2006) bahwa
sekitar 25.000 tanaman berbunga tumbuh dan berkembang baik di Indonesia, dan
keragaman jenis tanaman yang sangat besar itu memungkinkan tersedianya nektar
sepanjang tahun. Oleh karena itu, informasi tentang tanaman- tanaman tersebut
baik dari semak, rumput, tanaman pertanian, tanaman perkebunan, maupun pohon
sangat diperlukan.
Berdasarkan
besarnya manfaat budidaya lebah madu, baik dalam bidang ekologis yaitu bagi
kelestarian flora melalui penyerbukan tanaman maupun keuntungan ekonomis bagi
peternaknya dengan produk yang dihasilkan. Maka, diperlukan kegiatan budidaya
lebah madu yang lebih baik lagi. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka perlu
dilakukan penelitian tentang inventarisasi tanaman pakan lebah madu dan
komposisi kimia polen tanaman aren, jagung dan labu yang terdapat di desa
Sukadana kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah zat gizi yang terkandung pada
aren, jagung dan labu adalah sama atau tidak.
1.3.Tujuan dan Kegunaan
1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui komposisi kimia polen dari tanaman aren, jagung dan labu di
desa Sukadana.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
1.
Sebagai bahan pertimabangan bagi
pengembangan lebih lanjut dari penyediaan bahan makanan bagi lebah.
2.
Sebagai rujukan dan informasi bagi peneliti
yang mungkin akan meneliti tentang pakan lebah madu trigona sp.
TINJAUAN
PUSATAKA
2.1. Lebah Trigona sp
Lebah trigona
sp. merupakan serangga yang hidup
berkelompok dan membentuk koloni. Lebah jenis
trigona sp. termasuk golongan stingless bee
yaitu golongan lebah yang menggigit namun tidak memiliki sengat. Lebah
ini mudah dijumpai di daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan, Afrika
Selatan dan Asia Tenggara penggolongan zoologis (Sihombing,
2005).
Lebah trigona sp. merupakan
salah satu spesies lebah penghasil madu yang masuk dalam Famili meliponidae yakni
tidak memiliki sengat. Lebah jenis ini masih kurang populer dalam hal
menghasilkan madu dibandingkan dengan Famili
apidae, misalkan spesies Apis
melifera yang merupakan lebah dari
Eropa dengan produksi madu mencapai 30-60
kg per koloni pertahun. Lebah trigona memiliki keistimewaan yaitu produksi propolis yang tinggi
mencapai 3 kg pertahun dibandingkan lebah genus Apis yang hanya menghasilkan 20-30 g per tahun (Anonim, 2010).
Lebah trigona sp. diklasifikasikan dalam divisi animalia, filum arthopoda, kelas insecta,
ordo hymenoptera, famili apidae, genus trigona, dan species trigona
sp. (Sihombing, 2005 ).
Meskipun kadar protein dari polen berbagai bunga bervariasi dari yang
rendah sampai yang tinggi (19,8 %), lebah madu mengumpulkan tepung sari dari
berbagai sumber bunga sehingga mendapatkan campuran tepung sari dengan kadar
protein yang seimbang dan selalu sama (Winarno, 1991).
Lebah menyukai polen karena kandungan proteinnya dan menyukai nektar karena
kadar gulanya, semakin banyak nektar mengandung gula maka lebah akan sering
mengunjungi bunga tersebut (Sumoprastowo dan Agus, 1980).
Sarwono (2001), meyatakan bahwa tanaman berbunga yang baik untuk sumber
pakan lebah harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu bunga yang mengandung
nektar dan polen mudah diambil oleh lebah, tanaman itu tersedia dalam jangkauan
lebah dari sarang, ± 700 m bagi Apis cerana, 2-3 km bagi Apis mellifera. Sukri (2015) trigona
sp memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil, maka memungkinkannya untuk
menggapai polen yang tidak dapat diambil oleh lebah yang memiliki ukuran tubuh
yang lebih besar seperti jenis Apis
yang lainnya. Jarak mencari pakan bagi lebah trigona sp dapat menempuh jarak ± 1-2 km.
2.2.Koloni Lebah
dan Pembagian Tugas trigona sp.
Keunikan koloni lebah
ini mempunyai sifat polimorfisme yaitu
anggotanya memiliki keunikan di dalam anatomis, fisiologis, dan fungsi biologis
yang berbeda satu golongan atau strata yang lain. Suatu koloni lebah penghuninya terdiri dari
tiga strata, yaitu satu lebah ratu, beberapa ratus lebah pejantan dan
beribu-ribu lebah pekerja (Soemoprastowo dan Agus, 1980).
Menurut Marhiyanto
(2011) bahwa dalam sebuah koloni lebah, terdapat ribuan ekor yang terdiri dari
lebah pekerja dan lebah jantan membangun sarang bersama-sama. Lebah pekerja
dan lebah jantan melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
1.
Lebah Ratu
Lebah ratu merupakan satu-satunya lebah yang menghasilkan telur
seumur hidup. Setiap koloni lebah
biasanya memiliki seekor lebah ratu. Lebah ratu memiliki ukuran yang paling
besar diantara lebah jantan dan lebah pekerja. Lebah ratu melepas feromon untuk mengatur aktifitas koloni, dan lebah pekerja juga
menghasilkan feromon untuk melakukan komunikasi antar lebah.
Satu koloni dianggap ideal apabila
memiliki satu lebah ratu. Lebah inilah yang akan menghasilkan berpuluh-puluh ribu lebah yang meliputi lebah jantan, pekerja, dan ratu
muda. Lebah ratu berjenis kelamin betina (sama halnya dengan lebah pekerja),
hanya saja organ dan kelenjar ratu berfungsi secara sempurna sehingga dapat
menghasilkan telur.
Lebah ratu dihasilkan oleh lebah ratu
sebelumnya (induk ratu) dengan lahirnya lebah ratu muda (calon ratu) akan
menimbulkan pertengkaran dalam sebuah koloni, sehingga terjadi perkelahian
antara lebah ratu sebelumnya dengan lebah ratu muda. Pada akhirnya lebah ratu
yang kalah akan meninggalkan sarang dan mencari tempat yang cocok serta aman
untuk membangun sarang yang baru.
Setelah melakukan perkawinan dengan lebah
jantan maka ratu muda kemudian memulai tugasnya. Ratu muda bertelur sepanjang
hari, bahkan sepanjang hidupnya. Kali pertama kapasitas telur yang dikeluarkan
dari abdomennya hanya sedikit. Namun, semakin hari jumlah itu semakin bertambah
mencapai 1.500 butir per hari. Jumlah ini akan bertambah hingga mencapai 20.000
butir pada musim bunga.
2. Lebah Jantan
Lebah jantan merupakan kasta kelompok kedua terbesar
dalam koloni lebah. Jumlahnya sekitar sepertiga dari jumlah lebah betina dan
tugas utamanya adalah pemacek bagi lebah ratu. Lebah jantan tidak mencari madu
atau tepung sari untuk makanan. Tujuan yang utama lebah jantan adalah untuk mengawini ratu lebah trigona sp. yang baru. Lebah jantan
mengawini lebah ratu di udara yaitu pada saat terbang, setelah lebah
jantan mengawini lebah ratu, lebah jantan akan
mati dengan seketika.
3. Lebah Pekerja
Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak
berfungsi sehingga tidak dapat menghasilkan telur (karena mandul). Ukuran tubuh
lebah pekerja adalah yang terkecil dibandingkan dengan lebah ratu dan lebah
jantan. Sayap lebah pekerja hampir menutupi bagian perut, kaki belakang
berkembang menjadi alat pembawa polen, tubuhnya berbulu, memiliki lidah yang
cukup panjang yang berhungsi sebagai penghisap nektar di dalam bunga, perut
lonjong dan terdapat kantung khusus yang berfungsi untuk membawa/menampung
nektar dan air, pada masing-masing kaki bagian belakang terdapat kantung khusus
yang berfungsi untuk menampung dan membawa polen.
Usia lebah pekerja adalah
60 hari. Sejak usia 1 minggu lebah pekerja mulai bekerja membersihkan lubang
sel bekas hunianya saat menjadi larva. Usia 2 minggu, lebah pekerja membuat royal jelly. Usia 3 minggu, membuat
sel-sel dalam sarang. Usia 4 minggu, mengikuti lebah pekerja dewasa untuk mencari makan di luar sarang.
Usia 5 minggu, bekerja mencari makan untuk memenuhi kebutuhan hidup koloni.
Pada usia ini, lebah pekerja sering disebut lebah pangan (pencari makan). Lebah
pekerja juga sering disebut lebah pencari jejak, karena mampu membaca sinar
ultraviolet matahari untuk mencari jejak di mana terdapat sumber makanan. Usia
6-7 minggu, lebah pekerja menjaga keamanan koloni dan mati pada usia 7 minggu (Abdila, 2008) .
2.3.Habitat
Lebah Trigona sp
Habitat lebah trigona sp berada di daerah tropis dan subtropis yang bersuhu di bawah 32, lebah tersebut menetap di dalam batang pohon, ruas bambu, lubang di
tanah, bebatuan dan lain-lain. Suhu
ideal habitat lebah berkisar 18-24 dengan kelembaban 60-70% dan
ketinggian 100-500m dari permukaan laut (Abusufyan, 2012).
Secara alami, lebah trigona sp membuat
sarang di lubang-lubang pohon, celah-celah dinding dan lubang bambu di dalam
rumah yang agak gelap. Untuk keamanan, tempat keluar masuk berbentuk lubang
kecil sepanjang 1 cm yang diliputi zat perekat. Sarang tersusun atas beberapa
bagian untuk menyimpan madu, tepung sari,
tempat bertelur dan tempat larva. Pada bagian tengah terdapat sarang berisi
telur, tempayak dan kepompong. Pada bagian sudut ada bola-bola berwarna
kehitaman sebagai penyimpan madu dan tepung sari (Anonim, 2014).
2.4.Pakan Lebah Trigona sp.
Semua jenis tanaman
berbunga (tanaman hutan, tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura dan tumbuhan liar) yang
mengandung unsur nektar sebagai bahan madu, polen dan propolis dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah (Sarwono, 2001). Bahan makanan lebah madu adalah dalam bentuk nektar, polen, dan honeydew atau embun madu (Sihombing,
2005). Tidak semua jenis tanaman disukai oleh lebah madu. Nektar dan polen
merupakan pengikat primer bagi lebah untuk datang pada suatu tanaman. Sedangkan
sifat-sifat tanaman yang terlihat, seperti warna bunga, aroma bunga dan bentuk
bunga merupakan pengikat sekunder karena hanya menimbulkan rangsangan pada alat
inderanya. Amir, dkk. (1986) di dalam penelitiannya menyatakan bahwa, bunga mempunyai
sifat yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya dalam warna, bentuk,
aroma, produksi nektar, polen dan sebagainya. Perbedaan sifat-sifat tersebut
menyebabkan daya tarik lebah madu terhadap bunga juga berbeda-beda.
Sulistyorini (2006) di dalam penelitiannya menyatakan tingkat kesukaan
lebah pada suatu tanaman dapat dilihat dari frekuensi kunjungan lebah pada
tanaman tersebut. Lebah mengunjungi bunga untuk mengambil nektar atau polen
yang ada pada bunga.
1.
Nektar
Nektar merupakan cairan manis yang dieksresikan oleh tanaman pada bagian
bunga (floral) atau daun (ekstrafloral). Kadang kala nektar
digantikan dengan embun madu (honey dew),
yaitu cairan manis yang dikeluarkan oleh kutu tanaman yang termasuk dalam
family Aphidhae dan Coccidae. Nektar berperan bagi lebah
madu sebagai sumber energi yang penting untuk melakukan aktivitas gerak.
Kelebihan nektar akan disimpan menjadi cadangan makanan dan diproses menjadi
madu (Anonim, 2010).
2.
Polen
Macam-macam Polen
Polen adalah alat reproduksi jantan tumbuhan yang mengandung protein
tinggi. Polen dikonsumsi oleh lebah madu terutama sebagai sumber protein dan
lemak, sedikit karbohidrat dan mineral-mineral. Kandungan protein kasarnya
rata- rata 23 % dan mengandung semua asam-asam amino esensial maupun asam- asam
lemak esensial (Sihombing, 2005).
Polen yang dikumpulkan oleh lebah lebih unggul daripada yang diperoleh
langsung dari tanaman berbunga karena lebah sangat membedakan dalam
memilih polen terbaik dari jutaan butir polen yang diproduksi. Dari jumlah
tersebut, hanya dua jenis yang ditemukan, yaitu anemophile (polen yang tidak dikumpulkan oleh lebah, dan
menghasilkan reaksi alergi). Entomophile (polen
yang dikumpulkan oleh lebah, dan memiliki kandungan gizi yang lebih besar). Pada
kenyataannya entomophile telah
digunakan dalam pengobatan alergi pollen airborn. Hal ini jelas bahwa
lebah hanya memilih butir polen yang kaya akan semua zat gizi, terutama bahan
nitrogen (protein). Lebah mencampur polen dengan zat lengket yang dikeluarkan
dari perut mereka, yang memungkinkan polen untuk menempel pada kaki belakang
mereka dalam “kantung polen” dan
mengangkutnya ke dalam sarang ( Mustakim, 2014).
Bahan Penyusun Polen
Polen umumnya memiliki protein 10-35%, air 3-5%, pati 3-8%, dan lemak
5-29%. Kandungan nutrisi maupun sifat fisik polen dari berbagai jenis tanaman
umumnya mempunyai keragaman yang besar. Meskipun demikian, polen yang
permukaannya kasar umumnya kurang disukai lebah madu (Sihombing, 2005).
Polen merupakan satu-satunya sumber protein bagi lebah yang tersedia secara
alami serta dapat mempengaruhi tingkat pembiakan dan masa hidup lebah. Tepung
sari (polen) dengan kadar protein kurang dari 20% tidak dapat memenuhi
kebutuhan koloni untuk berproduksi optimal. Koloni yang kuat membutuhkan tepung
sari sebanyak ±55 kg per tahun. Jika persediaannya kurang dari itu, lebah akan
menggunakan protein tubuhnya untuk melanjutkan fungsinya sehingga kadar protein
tubuh bisa menurun dari 54% menjadi 27% (Sarwono, 2001).
Selain protein, menurut Winston (1987), polen juga mengandung lemak 1-20 %,
gula, serat, vitamin dan mineral yang kesemuanya sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi lebah. Mineral yang banyak ditemukan adalah fosfor dan
potassium, diikuti dengan kalsium, magnesium, sodium dan besi. Asam-asam amino
yang terkandung dalam polen adalah asam-asam amino yang penting yaitu: arginin, histidin, lysine, methionin,
triptopan, isoleusin, leusin, valin dan phenylalanine.
Cara Lebah mengumpulkan Polen
Proses pengambilan
polen sangat sederhana. Sewaktu lebah mendatangi bunga, polen diambil dari
bunga kemudian dikumpulkan pada kantung polen yang terdapat pada kakinya. Kantung polen digunakan
sebagai tempat menyimpan polen sementara (Erwin, 2013). Pada saat pengumpulan
polen, seekor lebah pekerja harus mengunjungi banyak bunga. Polen yang sudah
terkumpul pada kantung polen dibawa menuju kotak sarang sebagai sumber makanan
lebah madu. Sedangkan butir-butir polen yang menempel pada bulu lebah merupakan
polen untuk membantu penyerbukan tanaman yang dikunjungi lebah (Gary, 1992;
Sarwono, 2001). Waktu yang dibutuhkan seekor lebah untuk dapat memenuhi kantong
polen bervariasi, tergantung ukuran lebah itu sendiri dan berapa banyak bunga
yang harus dikunjungi (Gojmerac, 1983).
Manfaat
Polen
DeGrandi-Hoffman, dkk (2008;231) menyatakan polen merupakan sumber protein
bagi lebah, jumlah polen yang cukup merupakan penentu untuk kelangsungan hidup
lebah. Manfaat polen bagi kelangsungan hidup lebah adalah:
1. sebagai bahan utama dalam membuat makanan
larva hingga dewasa;
2. Polen sangat dibutuhkan untuk perkembangan
massa toraks;
3. Perkembangan otot terbang;
4. Menigkatkan kesehatan koloni;
5. Memperpanjang umur lebah;
6. Polen yang berkualitas bagus dan jumlah
yang banyak akan mempengaruhi tingkat produksi lebah;
7. Polen yang banyak dan berkualitas juga
sangat mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan oleh lebah ratu.
Sumber
Pakan trigona sp.
Tanaman pakan lebah
merupakan semua jenis tanaman berbunga (tanaman hutan, tanaman pertanian,
tanaman perkebunan, tanaman holtikultura, dan tanaman liar) yang megandung
unsur nektar sebagai bahan
madu, polen, dan resin sebagai bahan propolis dapat dimanfaatkan untuk sistem
keamanan dan juga sebagai penutup celah-celah sarang. Menurut (Sarwono, 2001)
bahwa lebah mendapatkan makanan dari berbagai jenis tanaman seperti terlihat
pada Tabel 1.
Faktor yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan koloni lebah trigona sp. adalah adanya ketersediaan pakan sebagai penghasil
nektar dan polen, lingkungan yang sesuai, populasi koloni yang tinggi dan
kemampuan fisik lebah trigona sp.
Ketersediaan pakan lebah secara berkesinambungan yang mampu menghasilkan nektar
dan tepung sari sangat menentukan kehidupan lebah trigona sp.
Lebah trigona sp. sangat membutuhkan pakan
yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, air dan lain-lain untuk
kehidupannya. Pakan tersebut sangat penting untuk perkembangan koloni,
perawatan ratu, peningkatan produksi telur dan produksi madu.
Tabel
1. Tanaman Sumber Resin, Polen, dan Nektar
Nama tanaman
|
Sumber
|
Damar (Agathis
sp.)
|
Resin, nektar,
polen
|
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
|
Resin, polen
|
Cemara (Casuarina sp.)
|
Resin
|
Meranti (Shorea sp.)
|
Resin
|
Manggis (Garcinia
mangostana)
|
Resin, nektar,
polen
|
Kemenyan (Dioscorea oppositifolia)
|
Resin
|
Kenari (Canarium commune)
|
Resin
|
Pala (Myristica fragans)
|
Resin, polen
|
Pinus (Pinus merkusii)
|
Resin
|
Rasalama (Altingia excelsa)
|
Resin
|
Sawo (Achras zapota)
|
Resin
|
Singkong (Manihot uttilisima)
|
Resin, nektar,
polen
|
Akasia (Acacia mangiums)
|
Nektar
|
Alpukat (Persea americana)
|
Nektar
|
Bungur (Lagerstroemia
speciosa)
|
Polen
|
Belimbing (Averhoa sp.)
|
Nektar, polen
|
Cabe (Capaicum sp.)
|
Nektar
|
Durian (Durio zibethinus)
|
Nektar
|
Jagung (Zea mays)
|
Polen
|
Jambu batu (Psidium guayana)
|
Polen
|
Jambu air (Eugenia
javanica)
|
Nektar, polen
|
Jengkol (Phitecollobium jiringa)
|
Polen
|
Kaliandra (Calliandra callothirsus)
|
Nektar, polen
|
Kapuk (Ceiba pentandra)
|
Nektar
|
Kebembem (Mangifera odorata)
|
Nektar, polen
|
Kedondong (Spondias cytherea)
|
Nektar, polen
|
Kelapa (Cocos nuchifera)
|
Nektar, polen
|
Kemiri (Alaeurites mollucana)
|
Nektar,polen
|
Lamtoro (Leuceuna leceucephala)
|
Polen
|
Lengkeng (Nephelium nonganum)
|
Nektar, polen
|
Mangga (Mangifera indica)
|
Nektar
|
Markisa (Passiflora sp.)
|
Polen
|
Melinjo (Gnetum gnemon)
|
Nektar, polen
|
Palem (Cyrtostachys lakka)
|
Nektar, polen
|
Pepaya (Carica papaya)
|
Polen
|
Petai (Parkia speciosa)
|
Polen
|
Pisang (Musa paradisiaca)
|
Nektar
|
Rambutan (Niphelium lapeceum)
|
Nektar, polen
|
Salam (Eugeunia
polyanta)
|
Nektar, polen
|
Sengon (Albizzia falcataria)
|
Polen
|
Soka (Ixora paludosa)
|
Polen
|
Sumber : (Sarwono, 2001)
Sumber karbohidrat
sebagian besar diperoleh dari nektar, sedangkan sumber protein diperoleh dari
polen. Selain ketersediaan pakan lebah maka faktor lingkungan seperti suhu,
kelembaban udara, curah hujan dan ketinggian tempat juga sangat menentukan
perkembangan lebah trigona sp.
Kemampuan lebah untuk mempertahankan kehangatan kondisi mikroklimat merupakan
adaptasi secara langsung untuk mempertahankan suhu.
Tanaman
Aren
Tanaman aren merupakan
tumbuhan serbaguna yang setiap bagian
dari pohonnya dapat dimanfaatkan. Produk utama tanaman aren adalah nira yang
biasanya diolah menjadi gula aren. Setiap pohon dapat menghasilkan 15 liter
nira setiap hari dengan rendemen gula sebesar 12%.
Enau atau aren (Arenga
pinnata, suku Arecaceae) adalah palma yang
terpenting setelah kelapa (nyiur) karena merupakan tanaman serbaguna. Tanaman
ini dikenal dengan berbagai nama seperti nau,
hanau, pululuk, kabung juk atau ijuk.
Aren yang besar dapat
mencapai tinggi 25 m,
derdiameter hingga 65 cm,
batang pokoknya kokoh dan pada bagian
atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal
sebagai ijuk, injuk, juk atau duk.
Ijuk sebenarnya adalah bagian dari pelepah daun yang
menyelubungi batang. Daunnya majemuk
menyirip seperti daun kelapa
panjang hingga 5 m dengan tangkai daun hingga 1,5 m. Anak daun seperti pita
bergelombang hingga 7 x 145 cm, berwarna hijau gelap di atas dan
keputih-putihan oleh karena lapisan lilin di
sisi bawahnya. Berumah satu, bunga-bunga
jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul
di ketiak daun, panjang tongkol hingga 2,5 m. Buah buni bentuk bulat peluru,
dengan diameter sekitar
4 cm, beruang tiga dan berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti
rantai. Setiap tandan mempunyai
10 tangkai atau lebih dan setiap tangkai memiliki ±50 butir buah berwarna hijau sampai
coklat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena getahnya sangat
gatal. (Anonim, 2015).
Tanaman
Jagung
Jagung merupakan
tanaman semusim yang siklus hidupnya antara 80-150 hari, tinggi tanaman jagung
sangat bervariasi yaitu antara 1m sampai 3m. Jagung memiliki akar serabut yang
dapat mencapai kedalaman 80 cm di dalam tanah. Batang jagung tegak dan
beruas-ruas, ruasnya terbungkus dengan pelepah daun yang muncul dari buku-buku
batang. Jagung memiliki daun yang sempurna dan tulangnya sejajar dengan ibu
tulang daun sedangkan permukaan daunnya ada yang licin dan ada juga yang
berambut ( Anonim, 2015).
Bunga betina jagung
berupa "tongkol" yang terbungkus pelepah dengan "rambut".
Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Susunan bunga jagung adalah diklin:
memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman
(berumah satu atau monoecious). Bunga
tersusun majemuk, bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina
dalam bentuk tongkol. Pada jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Rangkaian bunga
jantan tumbuh di bagian puncak tanaman. Polen berwarna kuning dan beraroma
wangi yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tangkai tongkol tumbuh
dari buku di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan
bunga betina. Beberapa kultivar unggul dapat menghasilkan lebih dari satu
tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5
hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Polen jagung berwarna kuning( Anonim, 2015).
Tanaman
Labu
Waluh (Cucurbita sp) mencakup sekelompok tumbuhan merambat
anggota suku labu-labuan (Cucurbitaceae) penghasil buah
konsumsi berukuran besar bernama sama. Tumbuhan ini berasal dari benua Amerika,
tetapi sekarang menyebar di banyak tempat yang memiliki iklim hangat.
Bunganya berwarna
kuning dan berbentuk lonceng. Dalam satu rumpun bunga terdapat bunga jantan dan
bunga betina (uniseksual-monoesius). Bunga jantan memiliki tangkai yang tipis
tetapi panjang. Pada waktu umur tanaman mencapai 1-1,5 bulan. Bunga jantan akan
muncul pertama kali disusul dengan bunga betina. Penyerbukan dapat terjadi
dengan bantuan angin dan juga serangga (Asbabbul, 2014).
2.8.Produksi Lebah Trigona sp
1. Madu
Kalahi (2014)
menyatakan bahwa madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah ataupun
serangga lain dari nektar bunga, yang merupakan bahan dasar dari pembuatan madu
dan memiliki rasa manis. Rasa manis tersebut disebabkan karena terdapat
substansi monosakarida (galaktosa, glukosa dan fruktosa) yang mana ketiganya
juga sama memberikan rasa manis.
Sebagian besar
kandungan madu adalah gula dan jumlah vitamin atau mineral lebih sedikit. Ada
pula beberapa senyawa lain yang dianggap sebagai antioksidan seperti chrysin,
pinobanksin, katalase dan vitamin C. Karena hanya sedikit aktivitas air membuat
mikroorganisme tidak bisa berkembang dalam cairan madu (Kalahi, 2014)
Madu trigona sp. merupakan madu yang paling
istimewa diantara banyak madu-madu lainnya. Madu trigona sp. ini masih sulit didapat karena belum ada yang
membudidayakan dan hanya terdapat di tengah hutan belantara. Madu trigona sp ini tersusun dari beberapa
molekul gula, mineral, vitamin, protein dan asam amino (Anonim, 2012).
Dibandingkan dengan lebah madu lainnya madu yang dihasilkan oleh lebah trigona sp. produksinya hanya sedikit.
Itu yang menyebabkan masyarakat masih kurang dalam pembudidayaan lebah trigona sp.
2. Tepung Sari (Bee Pollen)
Bee
Pollen berasal dari kata Bee (lebah) dan Pollen (kelamin
jantan bunga), jadi bee pollen berarti kelamin jantan bunga yang diambil oleh lebah dan
digunakan sebagai makanan pokok dari seluruh koloni lebah madu (Anonim, 2005).
Polen bunga digunakan sebagai bahan baku untuk membuat makanan larva.
Satu-satunya sumber polen adalah bunga tanaman dan dapat menghasilkan warna
polen yang beraneka ragam. Suatu kelompok lebah yang cukup besar dapat
menghasilkan 450-900 gr polen.
Pengumpulan polen yang efektif tergantung dari jarak sunber pakan tersebut
dengan sarang lebah, jarak yang paling efektif adalah ± 1-2 km (Rismunandar,
2009).
Bee
pollen mengandung sekurangnya 18 asam amino, termasuk 8 di
antaranya yang esensial. Selain itu, bee
pollen mengandung lebih dari 12 vitamin, 28 mineral, enzim dan koenzim yang
tidak terhitung jumlahnya, 14 asam lemak penting, 11 karbohidrat dan 25%-35%
dari beratnya merupakan protein. Polen mudah dicerna dan sangat kaya akan gizi
bagi manusia (Anonim, 2005).
3. Propolis
Gojmerac (1983)
menyatakan bahwa propolis merupakan produk selain madu yang dihasilkan lebah
yang digunakan sebagai pertahanan ataupun bahan pengisi retakan pada struktur
sarang. Propolis sering disebut dengan bee
glue atau lem lebah (Anonim,
2011). Propolis merupakan resin lengket yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dari
kuncup, kulit kayu dan dari bagian tumbuhan lain (Gojmerac 1983). Resin-resin
yang diperoleh dari bermacam-macam tumbuhan kemudian dicampur dengan saliva dan
enzim lebah sehingga berbeda dari resin tumbuhan asalnya.
METODE
PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian
terletak di kecamatan Bayan yaitu di desa Sukadana. Secara geogafis ketinggian
tempat penelitian ±2km di atas permukaan laut dengan topogafi daerah berbukit
dan daerah pantai dengan suhu 21-35, kondisi ini sangat
menunjang sebagai tempat budidaya lebah. Seperti di desa Sukadana sebagai
tempat budidaya lebah trigona sp.
banyak ditumbuhi atau sengaja ditanami berbagai jenis tanaman berbunga yang
merupakan sebagai sumber pakan bagi lebah trigona
sp.
3.2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seperangkat alat pengoleksi polen dan seperangkat
alat analisis proksimat.
Adapaun bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah polen aren, jagung dan labu yang diambil
dari desa Sukadana di kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara.
3.3.Variabel yang Diamati
Variabel yang diamati
pada penelitian ini yaitu kadar air, protein kasar, lemak kasar, dan kadar abu.
3.4.
Cara Penelitian
Adapun penelitian ini
dilakukan dengan 2 tahap yaitu; tahap pertama pengabilan sampel polen tanaman
jagung, labu dan aren dan tahap kedua adalah analisis laboratorium yaitu
analisis komposisi kimia dari ketiga jenis tanaman tersebut.
1. Pengambilan Sampel
Prosedur
Pengambilan Polen Jagung
1. menempatkan kertas yang sudah dibentuk kerucut.
2. Letakkan di bawah bunga jagung lalu di
sentak-sentakkan secara perlahan sehingga polen jagung jatuh ke dalam wadah
kertas kerucut tersebut.
3. Bersihkan polen dari ampas atau binatang lain
menggunakan pengayak.
4. Masukkan polen yang sudah diayak ke dalam wadah
plastik yang sudah disediakan.
Posedur Pengambilan Polen Labu
1. Pertama-tama mengambil bunga-bunga labu yang sudah
mekar.
2. Mahkota bunga di sobek dan diambil bagian yang
terdapat polen berwarna orange dengan cara digerus menggunakan kuas.
3. Masukkan ke dalam wadah plastik yang sudah disediakan.
Prosedur Pengambilan Polen Aren
1. Ambil bunga aren yang sudah mekar.
2. Keluarkan polen atau alat kelamin jantan bunga dengan
caradisentak-sentakkan agarjatuh ke dalam kertasyang sudah dibentuk
kerucut,atau digerus menggunakan kuas.
3. Polen diayak
untuk memisahkan antara ampas dan polen.
4. Masukkan polen ke dalam wadah plastik yang telah disediakan.
Polen bunga yang telah
diambil tersebut dibawa ke Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Mataram untuk diteliti komposisi kimia polennya.
3.5.Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan analisis deskriptif.
3.6.Analisis
laboratorium
Adapun analisis yang
digunakan pada penelititan ini yaitu dengan menggunakan analisis proksimat di
Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Mataramg berisi .
Pengukuran Protein Kasar
Prinsip:
H2SO4 pekat dengan katalisator CuSO4
dan K2SO4 dapat memecahkan ikatan N organik menjadi (NH4)2SO4.
Dalam suasana basa akan melepaskan NH3 yang kemudian disuling,
hasil penyulingan ditampung dalam H3BO3 3 % dengan
indikator yang kemudian dititrasi dengan H2SO4 0,1 N
sampai terjadi perubahan warna yaitu merah keunguan.
Cara kerja:
1.
Timbang sampel ±
0,25 g.
2.
Masukkan ke dalam
labu kjehdal, tambahkan 1,5 g campuran CuSO4 dan K2SO4
(1:7) serta 2 butir batu didih.
3.
Masukkan H2SO4
pekat sebanyak 7,5 ml dengan hati-hati.4,5 jam.
4.
Labu kjehdal
bersama isinya didextruksi dalam lemari asam hingga bening tak berasap, dalam
hal ini berlangsung 4,5 jam.
5.
Encerkan hasil
dextruksi tersebut dengan aquades 100 ml .
Dextruksi Makro:
1.
Hasil dextruksi
yang telah diencerkan dengan aquades sebanyak 100 ml ditambahkan NaOH 40%
sebanyak 50 mldengan hati-hati. Tambahkan 2 butir batu didih.
2.
Pasang segera
labu kjehdal yang berisi sampel tersebut pada katalisator makro yang sebelumnya
telah dipasang labu penampung H3BO3 3 % sebanyak 25 ml.
Dalam hal ini digunakan erlenmeyer kapasitas 250 ml.
3.
Destilasi
dihentikan apabila pada labu kjehdal sudah mencapai 100 ml.
4.
Hasil distilat
tersebut segera dititrasi dengan larutan standar H2SO4
0,1 N.
5.
Titrasi
dihentikan apabila warnanya telah menjadi warna merah jambu.
Perhitungan:
Kadar protein kasar = x 100%
Keterangan:
A = bobot contoh
B = volume HCl yang digunakan
6,25
= faktor konversi dari nitrogen ke protein
14 = Air nitrogen
Pengukuran Lemak Kasar
Prinaip:
Ether atau zat pelarut lemak lainnya yang dapat
mengekstraksi lemak menurut soxlet, bila lemak terekstrak ditampung pada suatu
wadah, maka jumlah yang terekstrak sama dengan kandungan lemak suatu bahan.
Reagensia: ether
atau pelarut lemak lain seperti
petroleum benzena.
Cara
Kerja :
1.
Kertas saring yang bebas lemak dimasukkan ke
dalam oven pengering pada suhu 105 selama 1 jam kemudian didinginkan di dalam
desikator selama 1 jam dan ditimbang (A g).
2.
Sampel sebanyak 1,5 g yang dibungkus kertas
saring ( B g) dimasukkan dalam oven pengering selama 8 jam pada suhu 105 kemudian didinginkan di dalam desikator selama
30-60 menit dan ditimbang (C g).
3.
Sampel dan
kertas yang sudah di oven dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxlet.
4.
Labu penampung, pendingin tegak dan alat
ekstraksi soxlet dirangkai sedemikian rupa dan diletakkan di atas penangas air.
5.
Pada rangkaian tersebut diisi protein benzena
(pelarut lemak lain) sampai seluruhnya turun dan masuk pada labu penampung. Hal
ini diulangi lagi sampai alat ekstraksi terisi penuh.
6.
Proses ekstraksi dihentikan apabila pada labu
soxlet bahan pelarutnya telah bening.
7.
Sampel dikeluarkan dari alat ekstraksi dan
perolium benzena yang tersisa diuapkan kemudian dimasukkan ke dalam oven
pengering (105) selama 4 jam dan
didinginkan dalam desikator selama 1 jam kemudian sampel ditimbang (D g).
Kadar Lemak
Kasar = x 100%
Keterangan:
A = bobot contoh
B = bobot labu lemak dan labu didih
C = bobot labu lemak, batu didih dan lemak
Pengukuran
Kadar Air:
Prinsip:
Air
yang dikandung dalam bahan makanan atau bahan pakan akan menguap
seluruhnyaapabila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 150.
Cara
Kerja:
a. Cawan
porselin yang sudah bersih dikeringkan dalam oven pengeringan pada suhu 105 selama 1 jam;
b. Selanjutnya
cawan porselin didinginkan dalam desikator selama 1 jam (setara dengan suhu kamar ), kemudian
ditimbang dalam keadaan tertutup (A g);
c. Kemudian
menimbang sampel sebanyak 1,5g dimasukkan kedalam cawan (B g);
d. Setelah
itu dioven pada suhu 105 selama 8-12 jam. Kemudian di timbang (C g);
Perhitungan
Kadar air
Pengukuran Mineral Dalam Abu
Prinsip:
bahan makanan atau
pakan yang dipanaskan pada suhu 500-600 maka kandungan zat organiknya akan teroksidasi
menjadi CO2, H2O dan gas lainnya, sedang yang tertinggal
adalah bahan an-organik (abu).
Cara kerja :
1. Cawan
porselin + sampel 105 ( C gr) dimasukkan ke dalam tanur pada suhu
600 selama 2-4 jam (sampai menjadi putih).
2. Cawan
porselin didinginkan di dalam desikator selama 15-30 menit, kemudian
ditimbang, (D g).
Perhitungan
1. kadar abu = x 100%
2. Bahan organik = 100% - % Kadar Abu
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian
terletak di kecamatan Bayan yaitu di desa Sukadana. Secara geogafis ketinggian tempat penelitian ±2km
di atas permukaan laut dengan topogafi daerah berbukit dan daerah pantai
dengan suhu 21-35, kondisi ini sangat
menunjang sebagai tempat budidaya lebah. Seperti di desa Sukadana sebagai
tempat budidaya lebah trigona sp.
banyak ditumbuhi atau sengaja ditanami berbagai jenis tanaman berbunga yang
merupakan sebagai sumber pakan bagi lebah trigona
sp.
Polen adalah alat reproduksi jantan tumbuhan yang mengandung protein
tinggi. Polen dikonsumsi oleh lebah madu terutama sebagai sumber protein dan lemak, sedikit karbohidrat, dan mineral – mineral. Kandungan protein
kasarnya rata- rata 23 % dan mengandung semua asam-asam amino esensial maupun
asam- asam lemak esensial (Sihombing, 2005).
Adapun
sumber pakan lebah berasal dari semua jenis tanaman berbunga (tanaman hutan,
tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman holtikultura dan tanaman liar)
yang megandung unsur nektar sebagai bahan madu, polen dan resin sebagai bahan
propolis dapat dimanfaatkan sebagi sumber pakan lebah (Sarwono, 2001). Potensi
tanaman pakan lebah madu di Indonesia cukup besar, tetapi belum banyak
informasi tentang tanaman-tanaman tersebut (Rusfidra, 2006). Menurut Widowati (2013) bahwa umumnya semua tanaman berbunga
merupakan sumber pakan lebah, karena bunga penghasil nektar, polen atau nektar
dan polen. Sumber pakan lebah trigona sp.
di desa Sukadana beberapa diantaranya yang berbunga pada saat penelitian
ini seperti terlihat pada Tabel 2.
Dalam ilmu botani,
polen yang juga tepung sari adalah alat kelamin jantan pada bunga. Bentuknya
seperti tepung atau butiran-butiran kecil yang mengitari stigma. Ukurannya
1/1000 sampai dengan 15/1000 mm. dan jika bersatu dengan bakal putik terjadilah
pembuahan. Dari proses ini diketahui bahwa polen adalah suatu yang memiliki
daya kehidupan (Anonim, 2009).
4.2.Hasil
Analisi Komposisi Kimia Polen Bunga
Pada umumnya,
komponen utama pada polen tanaman adalah kadar proteinnya kemudian kadar air,
kadar abu dan dengan sedikit lemak. Seperti data yang diperoleh dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan (Tabel 2) rata-rata kadar protein, air, abu
dan lemak pada tanaman aren, jagung dan labu di desa Sukadana kecamatan Bayan
kabupaten Lombok Utara.
Tabel
2. Rata-rata komposisi kimia polen bunga
sampel (kode)
|
kadar protein kasar (%)
|
kadar air (%)
|
kadar abu (%)
|
kadar lemak kasar (%)
|
Aren
|
29,11
± 0,28
|
10,64
± 0,17
|
4,60 ±
0,24
|
3,82 ±
0,60
|
Jagung
|
20,26 ± 0,70
|
15,62
± 0,07
|
4,05 ±
0,09
|
1,22 ±
0,26
|
Labu
|
34,89
± 0,29
|
12,67
± 0,23
|
5,22 ±
0,00
|
4,04 ±
1,14
|
Sumber:
Laboratorium ilmu nutrisi dan makanan ternak fakultas peternakan universitas
mataram 2015.
1. Kandungan Protein Polen bunga
Polen merupakan salah
satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid dan polinukleotida
yang merupakan penyusun utama mahluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah
satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia.
Pada Tabel 2 terlihat
bahwa komposisi protein polen tertinggi terdapat pada labu kemudian aren dan
yang terakhir adalah jagung masing-masing sebesar
34,84±0,29, 29,11±0,28, dan 20,26±0,70.
Tingginya kadar protein
pada labu diduga karena kandungan nutrisi maupun sifat fisik polen dari
berbagai jenis tanaman itu berbeda-beda. Seperti yang dinyatakan oleh Sihombing
(2005); dan Winarno (1997) bahwa kandungan nutrisi maupun sifat fisik polen
dari berbagai jenis tanaman umumnya mempunyai keragaman yang besar. Adapun yang
menyebabkan kadar protein pada polen rendah diduga karena jenis varietas
tanaman itu sendiri dan diduga karena faktor lingkungan tempat tumbuh sehingga menyebabkan kandungan yang
terdapat pada tanaman juga berbeda-beda (Sihombing, 2005; Herbert, 1992)..
Hasil kadar protein polen
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Histogram
kandungan protein polen bunga
4.3.Kadar Air Polen Bunga
Kadar air merupakan
banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar
air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air
dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan
tersebut. Kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri untuk berkembang
biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan (Winarno, 1997). Menurut Mustakim (2014)
bahwa kadar air serbuk sari segar berkisar 3 sampai 20 persen.
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat hasil analisis
kandungan kadar air, dimana persentase kadar air tertinggi terdapat pada jagung kemudian diikuti labu dan yang terakhir adalah aren
masing-masing sebesar 15,62±0,07 kemudian 12,67±0,23 dan 10,64±0,17.
Tingkat kadar air
tertinggi terdapat pada jagung, kemungkinan karena tempat tumbuhnya yang berada
didaratan yang lebih rendah dimana semakin rendah tempat maka semakin lembab,
oleh karena itu polen jagung memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan
aren dan labu. Seperti yang
dinyatakan oleh Herbert (1992) bahwa komposisi kandungan dan
nilai gizi polen sangat bervariasi antar jenis tanaman dan juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan tempat tumbuh.
Sedangkan yang menyebabkan rendahnya kadar air pada aren diduga disebabkan
oleh lingkungan tempat tanaman aren tumbuh, yaitu pada daratan yang lebih
tinggi sehingga panas dapat menguapkan air yang terkandung di dalamnya. Seperti
yang dinyatakan oleh Herbert (1992) bahwa komposisi kandungan dan
nilai gizi polen sangat bervariasi antar jenis tanaman dan juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan tempat tumbuh. Hasil untuk analisis kadar air polen dapat dilihat pada Gambar 2 histogram
di bawah ini:
Gambar 2. Histogram kandungan air polen
bunga
4.4. Kadar Abu Polen Bunga
Abu adalah zat anorganik
sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu merupakan material yang tertinggal bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800°C (Anonim, 2012).
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu merupakan material yang tertinggal bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800°C (Anonim, 2012).
Sihombing (2005) menyatakan kadar abu yang yang terukur merupakan
bahan-bahan anorganik yang tidak terbakar dalam proses pengabuan, sedangkan
bahan-bahan organik terbakar. Kadar abu dalam suatu bahan
pangan sangat mempengaruhi sifat dari bahan pangan tersebut. Kandungan abu dari
suatu bahan menunjukkan kadar mineral dalam bahan tersebut. Mineral yang banyak ditemukan adalah fosfor dan potassium, diikuti dengan kalsium,
magnesium, sodium dan besi. Lebah
memperoleh mineral dari air, nektar, polen, dan honey dew.
Pada Tabel 2 terlihat bahwa komposisi abu polen
tertinggi terdapat pada labu kemudian aren dan yang terakhir adalah jagung
masing-masing sebesar 5,22±0,00,
4,60 ±0,24% dan 4,05±0,09%.
Tingginya kadar abu pada labu diduga
karena tempat tumbuh labu yang terdapat banyak bebatuan. Labu menyerap
mineral-mineral yang terdapat pada batu sehingga menyebabkan kadar abu pada
labu lebih tinggi dibandingkan dengan aren maupun jagung. Sedangkan rendahnya
kadar abu diduga karena keragaman dan kematangan polen, jenis tanaman yang
mengasilkan polen, serta pengaruh letak kondisi tanah karena semakin subur atau
kurang baik kondisi tanah tempat tumbuh tanaman maka kualitas komposisi yang
dihasilkan berbeda pula. Seperti yang dinyatakan oleh (Herbert,
1992) ) bahwa komposisi
kandungan dan nilai gizi polen sangat bervariasi antar jenis tanaman dan juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat tumbuh. Adapun hasil kadar abu di desa Sukadana dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Histogram kandungan abu
4.5. Kandungan
Lemak Polen
Lemak merupakan sekelompok besar molekul yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen
dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) monogliserida, digliserida, fospolipid, glikoliipid,
trenoid (termasuk didalamnya getah dan steroid) dan lain-lain (Anonim,
2015).
Berdasarkan hasil dari
analisis kandungan lemak polen pada aren, jagung dan labu, seperti pada Tabel 3
menunjukkan bahwa presentase kandungan
lemak polen tanaman yang paling tinggi pada labu kemudian disusul aren dan yang
terakhir adalah jagung, masing-masing sebesar 4,04±1,14, 3,82±0,60 dan 1,22±0,26.
Penyebab tingginya kadar lemak pada labu dimungkinkan karena jenis tanaman
itu sendiri, masing-masing tanaman memiliki kandungan yang nutrisi yang
berbeda-beda. Adapun yang menyebabkan rendahnya kadar lemak pada jgung diduga
karena kandungan nutrisi yang terdapat didalam tanaman tersebut, Seperti yang dinyatakan
oleh (Sihombing 2005; Winarno 1991; Herbert 1992) bahwa kandungan
nutrisi maupun sifat fisik polen dari berbagai jenis tanaman umumnya mempunyai
keragaman yang besar, selain itu juga
kemungkinan karena tempat tumbuh
dan varietas tanaman itu sendiri .
Adapun untuk melihat hasil analisis lemak polen tanaman dapat di lihat pada
Gambar 4 histogram di bawah ini:
Gambar 4. Histogram hasil analisis
kandungan lemak
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1.
Kandungan polen pada ketiga sampel
sangat bervariasi yaitu mulai dari kadar peotein kasar, kadar air, kadar abu
dan kadar lemak.
2.
Kandungan protein, lemak dan abu
tertinggi terdapat pada labu, sedangkan kandungan air tertinggi terdapat pada
jagung.
3.
Dari
ketiga jenis tanaman tersebut sebagai sumber pakan cenderung terbaik yaitu
terdapat pada labu.
5.2.
Saran
1.
Diharapkan adanya penelitian selanjutnya
untuk menganalisis komposisi kimia dari jenis tanaman yang lain.
RINGKASAN
Lebah trigona
sp. merupakan salah satu spesies lebah penghasil madu yang masuk dalam famili meliponidae yakni tidak memiliki sengat. Lebah jenis ini
masih kurang populer dalam hal menghasilkan madu dibandingkan dengan famili apidae, misalkan spesies apis melifera yang merupakan lebah dari Eropa dengan
produksi madu mencapai 30-60 kg per
koloni per tahun. Lebah trigona memiliki keistimewaan yaitu produksi propolis yang tinggi
mencapai 3kg per tahun dibandingkan lebah genus Apis yang hanya menghasilkan 20-30g per tahun (Anonim, 2010).
Lebah trigona sp. diklasifikasikan dalam divisi animalia, filum arthopoda, kelas insecta,
ordo hymenoptera, famili apidae, genus trigona dan species trigona sp. (Sihombing, 2005 ).
Polen adalah alat reproduksi jantan
tumbuhan yang mengandung protein tinggi. Polen dikonsumsi oleh lebah madu terutama sebagai sumber
protein dan lemak, sedikit karbohidrat, dan mineral-mineral. Kandungan protein
kasarnya rata- rata 23 % dan mengandung semua asam-asam amino esensial maupun
asam- asam lemak esensial (Sihombing, 2005).
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui
komposisi kimia yang terkandung pada polen bunga dan apakah terdapat perbedaan
diantara polen tanaman yang satu dengan yang lain. Penelitian ini akan
dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Mataram.
Variabel yang diamati meliputi penentuan kadar Protein, lemak, air dan abu. Hasil dari penelitian ini bahwa
komposisi protein polen tertinggi terdapat pada labu kemudian aren dan yang
terakhir adalah jagung masing-masing sebesar
34,84±0,29, 29,11±0,28, dan 20,26±0,70. Persentase
kadar air tertinggi terdapat pada jagung kemudian diikuti
labu dan yang terakhir adalah aren masing-masing sebesar 15,62±0,07 kemudian
12,67±0,23 dan 10,64±0,17. Persentase kadar abu polen tertinggi terdapat
pada labu kemudian aren dan yang terakhir adalah jagung masing-masing sebesar 5,22±0,00, 4,60 ±0,24% dan 4,05±0,09%. Kandungan
lemak polen tanaman yang paling tinggi pada labu kemudian disusul aren dan
yangterakhir adalah jagung, masing-masing sebesar 4,04±1,14, 3,82±0,60 dan 1,22±0,26.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdila,
H. 2008. Penguh Volume Stup Terhadap Bobot Koloni dan Aktivitas Keluar Masuk Trigona
sp. (trigona sp.). Universitas Brawiaya: Fakultas Peternakan.
Abusufyan,
H. 2012. Mengenal Madu lebah apistrigona sp. (lebah kelanc eng).http://medikal.blogspot.com.2012/06/mengenal-madu-lebah-apis-triogna-sp.html?=1 diakses
pada Sabtu 4 April pukul 22:37 2015.
. 2012. Lebah madu trigona sp (trigona sp.)
indonesia. http://pusatpropoliscurah.blogspot.com/2012/06/lebah-madu-trigona sp-trigona sp.-indonesia.html diakses pada 5 April 2015
Amir
M, Pudjiastuti LE, Sudarman HK. 1986. Pengaruh Bentuk Bunga dan Warna Bunga Terhadap Daya Tarik Lebah madu. Di dalam: Pembudidayaan Lebah Madu untuk
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.
Proseding Lokakarya; Sukabumi, 20-22 Mei 1986. Jakarta: Perun Perhutani. hlm
65-70.
Anonim,
2005. Budidaya Lebah Trigona sp.
https://bataviareload.wordpress.com/peternakan/lebah-trigona sp.trigonasp/ diakses pada 25
April 2015.
. 2010. Khasiat
Propolis. https://prabangkoro.wordpress.com/ diakses
pada tanggal 02 September 2015.
.2011. BAB II Tinjauan Pustaka. http://penelitianku/G09isa4BAB-II-Tinjauan-Pustaka.pdf diambil pada 5
April 2015
,2012a.
Manfaat Bee Pollen: Agen Madu Murni.
http://agenmadumurni.blogspot.com/2012/07/manfaat-bee-pollen.html diakses pada 5 April 2015
,2012b.Mengenal Lebah Madu Apis trigona sp (Lebah
Trigona sp.) Penghasil Proppolis http://medikal.blogspot.com/2012/06/mengenal-madu-lebah-apis-trigona-sp.html
diambil
pada 5 April 2015
, 2014. Mengenal
Madu Lebah Trigona sp. (Lebah Trigona sp.) Penghasil Propolis:Biojava Trigona Propolis.
http://obatherbalbiojavapropolis.blogspot.com/2014/11/mengenal-madu-lebah-apis-trigona-sp.html diakses pada 5 April 2015
Asbabbul,
2014. Mengenal Labu Kuning.
DeGrade-Hoffman,
G, G. Wardell, Fahumada-Secura, T,E, Rinderer, R, Danka & J.Pettis. Comparissons of Pollen Substitute Diets For Honeybees: Consumptions Rate by Collonies
And Effects on Brood And AdultsPopulations: Journalof Apicultural Research
47 : 2008.
Erwin.
2013. Manfaat Bee Pollen. http://agenmadumurni.blogspot.com/2012
/07/ manfaat-bee-pollen.html. Artikel. Diakses tanggal 20 April
2015. Pukul 10.00.
Gary,
N.E.. 1992. Activities and Behaviour of Honey Bee. In J.M Gaham Pp 322-328.
Gojmerac
WL. 1983. Bees, Beekeeping, Honey, and Pollination. America: The
Saybrook Press, Inc., Old Saybrook,
Connecticut.
Herbert,
E.W. 1992. Honey bee nutrition. In :
the hive and the honey bee (Gaham, ed.) Dadant &sons, Hamilton, Illinosis.
pp 1324
Kalahi,
L. 2014. 43 Manfaat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan. http://cakrawalasehat.blogspot.com/2014/08/manfaat-madu.html diambil
pada 5 April 2015
Rismunandar.
2009. Berwiraswasta dengan Beternak Lebah. Siar Baru Algensindo. Bandung.
Marhiyanto,
B. 2011. Beternak Lebah Peluang Bisnis Semua Orang. SIC. Surabaya.
Rusfidra,
A. 2006. Tanaman Pakan Lebah Madu.
http://www.bunghatta.info/content.php.article.141.2 diakses tanggal
08 juli 2015.
Sarwono,
B. 2001. Kiat-kiat Mengatasi Permasalahan Praktis Lebah Madu.PT.
AgoMedia Pustaka, Tangerang.
Sihombing.
D. T. H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu.
Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Soemoprastowo.
C.D.A dan Agus Suprapto R.B.A.,1980.
Beternak Lebah Madu Modern. Baratara
Karya Aksara, Jakarta.
Sukri.
2015. Peternakan Lebah Madu trigona sp. Lendang
Gagak, Sukadana.
Sulistyorini,
C.A. Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah
Madu Apis cerana Ferb Di Perkebunan Teh Gunung Mas Bogor. Institut Pertanian Bogor. [Jurnal]
Tim
Analisis Laboratorium. Penuntun Analisis
Proximat. Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.
Widowati,
Retno. 2013. Pollen Subtitute Pengganti Polen Alami Bagi Lebah Madu. E-jurnal WIDYA. Kesehatan dan Lingkungan
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Gedia; Jakarta.
Winston, M.L.
1987. The Biology Of The Honey Bee. Harvard University Press. Cambridge
Massachussets London, England
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN
1. Foto Kegiatan Pengambilan Sampel Di Sukadana
2. Pelaksanaan Penelitian di Laboratorium Ilmu Nutrisi
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Mataram
3. Tabel Hail Analisis Proksimat Polen Tanaman
Tabel Analisis
Kadar Protein
sampel
(kode)
|
brt smpel (g)
|
Titrasi
|
PK -KU (%)
|
aren 1
|
0,2556
|
8,7
|
28,9192
|
2
|
0,2551
|
8,8
|
29,3089
|
Rata-rata
|
29,1141
|
||
jagung 1
|
0,2538
|
6,2
|
20,7552
|
2
|
0,2537
|
5,9
|
19,7587
|
Rata-rata
|
20,2570
|
||
labu 1
|
0,2542
|
10,5
|
35,0947
|
2
|
0,2548
|
10,4
|
34,6786
|
Rata-rata
|
34,8867
|
Tabel Analisis
Kadar Lemak
sampel
(kode)
|
brt
krts (g)
|
brt
K + smpel (g)
|
brt
k. + s. Oven 105
(g)
|
brt
K. + S. Ekstrak (g)
|
brt
smpel (g)
|
kdar
lemak (%)
|
aren 1
|
0,4628
|
2,0605
|
1,8630
|
1,8087
|
1,5977
|
3,3986
|
2
|
0,4846
|
2,0287
|
1,8363
|
1,7708
|
1,5441
|
4,2419
|
Rata-rata
|
3,8203
|
|||||
jagung 1
|
0,5045
|
2,0419
|
1,7829
|
1,7614
|
1,5374
|
1,3984
|
2
|
0,4976
|
1,9192
|
1,6745
|
1,6598
|
1,4216
|
1,0340
|
Rata-rata
|
1,2162
|
|||||
labu 1
|
0,5076
|
1,4339
|
1,2956
|
1,2507
|
0,9263
|
4,8472
|
2
|
0,4742
|
1,0398
|
0,9427
|
0,2944
|
0,5656
|
3,2353
|
Rata-rata
|
4,0413
|
Tabel Anaisis
Kadar Air dan Abu
sampel
(kode)
|
berat
cawan (g)
|
brt
cwan + s. Oven 106 (g)
|
brt
cwn +s. Pijar 600 (g)
|
brt
smpel (g)
|
kadar
air (%)
|
kadar
abu (%)
|
aren 1
|
29,5284
|
30,7795
|
30,6714
|
1,2171
|
10,5250
|
4,7733
|
2
|
29,8793
|
31,3199
|
31,1649
|
1,4406
|
10,7594
|
4,4287
|
Rata-rata
|
10,6422
|
4,6010
|
||||
jagung 1
|
28,3178
|
29,8520
|
29,6131
|
1,5342
|
15,5716
|
3,9890
|
2
|
29,7826
|
31,2023
|
30,9849
|
1,4257
|
15,6694
|
4,1102
|
Rata-rata
|
15,6205
|
4,0496
|
||||
labu 1
|
29,2634
|
30,0878
|
29,9847
|
0,8244
|
12,5060
|
5,2159
|
2
|
28,8145
|
31,0555
|
30,8963
|
1,2410
|
12,8283
|
5,2215
|
Rata-rata
|
12,6672
|
5,2187
|
RIWAYAT
HIDUP
Penulis,
Sinta Anisa Dewi, dilahirkan pada tanggal 03 maret 1993 di Lombok Tengah,
merupakan anak pertama dari enam bersaudara dengan orangtua bernama Nasri Jaya
dan Rohani Whayuningsih.
Riwayat
pendidikan penulis sebagai berikut :
1.
Lulus Sekolah Dasar pada tahun 2005 di
MI NW MISPALAH PRAYA.
2.
Lulus Sekolah Menengah Pertama pada
tahun 2008 di SMP DARUL MUHAJIRIN PRAYA.
3.
Lulus Sekolah Menengah Atas pada tahun
2011 di SMAN 4 PRAYA.
4.
Pada tahun 2011 masuk Fakultas
Peternakan Universitas Mataram dan memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
tahun 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar